Jumat, 25 Desember 2015

ARSITEKITER ISLAM DI SYRIA Oleh : C. Israr

ARSITEKTUR ISLAM DI SYRIA
Oleh : C. Israr

Tanah Syria termasuk daerah yang kaya dan banyak mempunyai sejarah.  Tujuh abad lamanya kerajaan Rumawi menguasai daerah ini dan merupakan salah satu sumber kekayaan yang penting bagi kerajaan Rumawi itu.  Sesudah peperangan Yarmuk yang termasyhur tahun 636 M., maka terbukalah jalan bagi tentara Islam untuk menguasai seluruh negeri Syria.  Kota Anwah, Tadmur, Ba’labaka, Antakia, Tabriah, Napolis, Sur, Yarusalem dan lain-lain satu demi satu jatuh ke tangan Islam.

Di kota Yarusalem tentara Islam telah mendapat perlawanan yang amat sengit.  Setelah empat bulan lamanya kota ini di kepung oleh tentara Islam barulah mereka menyerah.  Tetapi panglima Savironius yang mempertahankan kota itu, mengajukan syarat, bahwa penyerahan kota Yarusalem itu hendaklah diterima oleh khalifah sendiri.  Oleh sebab itu khalifah Umar bin Khathab berangkat dari Medinah menuju Yarusalem untuk menerima penyerahan kota tersebut.

Di sana khalifah Umar bin khathab memperlihatkan sifat pemurah dan pema’af Islam.  Khalifah telah menjamin keselamatan penduduk, melindungi harta benda mereka hanya membayar jizyah menurut kesanggupan.  Perlakuan orang Islam yang baik itu menimbulkan perasaan saling mengerti.  Tahulah mereka bahwa cita-cita Islam itu amat murni dan suci.

Perasaan ukhuwah Islam yang lahir dari hati yang lkhlas bersih, dengan tidak memandang harta dan kasta, hanya didasarkan kepada taqwa semata; hal ini segera dapat diterima oleh penduduk Yarusalem, sehingga pada waktu itu bukan sedikit jumlahnya orang Nasrani yang meninggalkan agamanya, lalu memeluk agama Islam.  Tidak saja di Palestina, tetapi seluruh tanah Syria, kedatangan tentara Islam disambut gembira, sehingga dengan demikian Syria itu akhirnya menjadi negeri yang terpenting dalam dunia Islam.

Kota Yarusalem amat penting artinya bagi ummat Islam, karena di sanalah berdirinya Masjidil-Aqsha yaitu masjid yang ketiga sesudah Masjidil-Haram dan Masjid An-Nabi.  Dari sanalah iNabi Muhammad s.a.w.  mi’raj ke langit, bertemu dengan Tuhan Yang Maha Esa.  Di sana pula tanah air dari Nabi ‘Isa a.s.  Rasul Tuhan yang mulia itu.

H a r a m  a s - S y a r i f
 
Image "Haram as-Syarif" (Foto: Google)
Haram as-Syarif
Haram as-Syarif itu ialah sebuah lapangan yang luas ekali.  Panjangnya kira-kira 500 meter.  Di dalam lapangan yang luas ini berdiri Mesjid Umar dan Mesjid Al-Aqsha dan beberapa buah bangunan suci lainnya.  Orang-orang  yang bukan Islam dilarang menempuh Haram As-Syarif itu.  Lapangan ini dahulunya sebuah bukit bernama bukit Moriah yang kemudian diratakan oleh Nabi Sulaiman ketika ia hendak mendirikanrumah ‘ibadah.  Kemudian lapangan ini diperluas lagi oleh raja Herodos yang beragama Yahudi, pada abad sebelum Masehi.

M e s j i d  U m a r  b i n  K h a t h a b
 
Image "Mesjid Umar bin Khathab (Foto: Google)
Mesjid Umar bin Khathab
Mesjid atau Jami’ Umar ini  sebenarnya bukan sebuah mesjid, melainkan sebuah bangunan yang luar biasa yang dimaksudkan sebagai monumen.  Orang Arab menamakannya Qubba tus Sakhra’ dan orang Barat menamakannya Dome of the Rock, yang berarti Kubbah Batu.

Meskipun bangunan ini dinamakan Mesjid Umar, tetapi yang mendirikannya bukan khalifaf Umar bin Khathab, hanya sewaktu beliau datang ke Yarusalem, ia telah menyatakan keinginannya untuk mendirikan sebuah mesjid di lapangan Haram As-Syarif itu.  Umar bin Khathab wafat pada tahun 644 M. Sedangkan mesjid ini selesai didirikan pada tahun 72 H. (691 M).

Tempat dimana Mesjid Umar didirikan, adalah tempat yang banyak mengandung sejarah penting karena:

1.       Dibekas rumah ibadat yang didirikan oleh Nabi Sulaiman a.s.
2.       Di sini bekas candi Yupiter yang disucikan oleh orang Rumawi.
3.       Di sini kemudian tentara Salib mendirikan arca Yesus Kristus.
Dan sekarang tempat yang bersejarah itu menjadi tempat yang suci yang dimuliakan oleh seluruh ummat Islam.  Bangunan asal dari mesjid Umar itu, adalah menurut wujud cipta Byzantium.  Dikerjakan oleh arsitek dan pekerja-pekerja yang didatangkan dari kerajaan Rumawi, karena pada abad pertama sesudah hijrah itu orang Islam belum banyak yang ahli dalam seni bangun.

Akan tetapi raja-raja Islam berikutnya, selalu berupaya memperbaiki dan memperindah Mesjid Umar itu, sehingga pada beberapa abad kemudian dalam bangunan ini terlihatlah persenyawaan antara wujud cipta byzantium, Arab dan Persi.

Bentuk denah mesjid ini segi delapan dan mempunyai empat buah gapura yang menghadap ke setiap penjuru.  Di tengah-tengah sekali terdapat sebuah skhra’(batu) yang besar, panjangnya 17 meter dan tingginya 2 meter.  Batu ini merupakan puncak dari bukit Moriah.

Diceritakan bahwa pada sakhra’ inilah Nabi Daud dan Nabi Sulaiman melakukan penyembelihan korban dan dari sana pula Nabi Muhammad s.a.w.  naik ke langit pada malam mi’rajnya.  Setelah perang Salib, sakhra’ tersebut dipagar dengan terali besi.

Mesjid Umar memiliki sebuah kubbah  yang besar.  Pada trommel yang di bawah Kubbah itu dituliskan ayat-ayat Al Qur-an yang berhubungan dengan Nabi Isa a.s.  Ayat Al Qur-an ditulis dengan huruf Koufi yang serba keemasan.  Kubbah ini diperbaharui pada tahun 1882 M.  Yaitu pada zman memuncaknya kesenian Islam.

Baik kubbah atau dinding luarnya, dihiasi dengan kaca dan batu permata yang berwarna-warna, gemerlapan ditimpa cahaya matahari, amat menakjubkan dan luar biasa sekali keindahannya.  Sehingga ketika tentara Salib memasuki kota ini, mereka menyangka bahwa inilah candi yang didirikan oleh Nabi Suliman yang kaya raya itu.

hiasan dalam mesjid ini begitu ramai, penuh dengan ukiran yang halus, mozaik dan lain-lain.  Tiangnya terbuat dari batu pualam mempunyai kapitel berbagai rupa yang berasal dari bangunan-bangunan Rumawi lama.

Di hadapan Mesjid Umar berdiri sebuah mimbar yang terbuat dari batu pualam putih, dilindungi oleh sebuah kupel yang berbentuk telapak kuda.  Mimbar ini didirikan pada abad ke-15 dinamakan mimbar Umar.  selain itu pada lapangan Haram as-Syarif terdapat kupel lainnya yang dinamakan Qubbah Silsilah atau Mahkamah Daud.  Menurut sejarah, di sanalah bekas mahkamah (pengadilan) Nabi Daud a.s.

M e s j i d  a l - A q s h a
 
Image "Mesjid Al-Aqsha" (Foto: Google)
MESJID AL-AQSHA
Mesjid ini berasal dari sebuah gereja Nasrani yang didirikan oleh kaisar Yustinian pada tahun 570 M. (Christopher Lumby).  Pada masa Khalifah Umar bin Khathab, gereja ini dijadikan mesjid.  Dalam abad ke-8 Mesjid al-Aqsha itu runtuh karena gempa bumi, lalu diperbaharui dan selesai pada tahun 785 M.  Sekian lama mesjid ini jatuh ke tangan orang Kristen, namun pada tahun 583 H. (1187 h.) Sultan Salahuddin Al-Ayubi telah berhasil mengambilnya kembali.

Mihrab mesjid ini dihiasi dengan mozaik, di sana tertulis bahwa mihrab yang indah itu dibuat oleh Sultan Salahuddin sendiri pada tahun 583 H. (1187 M.).  jendela kaca yang ada di sebelah atas mihrab ini dibuat dalam abad ke-16.  Mimbarnya penuh dengan ukiran-ukiran yang dibuat pada tahun 564 H. (1168 M.).

Mesjid al-Aqsha ini mempunyai memiliki dua buah sayap yang masing-masing mempunyai mihrab. Yang satu dinamakan Mihrab Umar. Mengapa demikian? Itu karena dahulu Khalifah Umar bin Khathab pernah sembahyang di tempat itu.  Mihrab Umar ini di sisi atasnya berbentuk melengkung setengah lingkaran dan pada kedua sisinya terdapat tiang kembar spiral terbuat dari pualam.  Mihrab yang satu lagi dinamakan Mihrab Zakaria. (SP)

Pustaka:
C. Israr, Sejarah Kesenian Islam 1. Bulan Bintang  - Jakarta 1978 
Bumi Pangarakan, Bogor – Kamis, 24 Desember 2015 – 23:38 WIB
 


GURU SMAN 42 JAKARTA MENULIS: ARSITEKITER ISLAM DI SYRIA Oleh : C. Israr: Guru SMAN 42 Jakarta Menulis Jumat, 25 Desember 2015 - 02:12 WIB   Tanah Syria termasuk daerah yang kaya dan banyak mempunyai sejara...