KOMPAS.com
— Kritik membangun justru datang
dari politisi. Di Osaka, Jepang, para politisi mengecam kebijakan pemerintah
kota lantaran menghapus hari masuk sekolah pada Sabtu. Beleid itu sendiri
dicoret sejak Maret 2001.
Menurut Wali Kota Osaka Toru
Hashimoto, libur Sabtu justru membuat mutu pendidikan anak-anak terancam
melorot, alias anak-anak tak bertambah pintar.
Menurut warta Kyodo pada
Jumat (16/11/2012), kritik para politisi itu
ujung-ujungnya menuai hasil.
Pemerintah Kota Osaka akhirnya meneken kembali pemberlakuan masuk sekolah tiap
Sabtu. Sebagai percontohan, realisasi itu diterapkan pada lima sekolah dasar di
kota yang kehidupan warganya bergaya Barat tersebut. Kelak, pada April 2013,
semua siswa tingkat sekolah dasar dan menengah bakal wajib masuk sekolah tiap
Sabtu. Tak
tanggung-tanggung, Wali Kota Osaka Toru Hashimoto pun memasukkan program masuk
sekolah kembali pada Sabtu sebagai salah satu program politiknya. Baginya,
libur Sabtu justru membuat mutu pendidikan anak-anak terancam melorot, alias
anak-anak tak bertambah pintar. "Libur Sabtu meningkatkan aktivitas
negatif anak-anak," katanya.
"Penting,
guru-guru mesti memberikan yang terbaik bagi anak-anak, kapan pun,"
imbuhnya.
Pemerintah
Kota Osaka berencana menularkan kebijakan masuk sekolah kembali pada Sabtu ke
seluruh Jepang. Sementara itu, Pemerintah Kota Osaka juga tengah meracik materi
pelajaran pada Sabtu, mulai dari pendidikan pencegahan bencana alam, olahraga,
dan latihan-latihan.
Editor :
Josephus Primus
Wali Kota Osaka Toru Hashimoto menyatakan: "Baginya, libur Sabtu justru membuat mutu pendidikan anak-anak terancam melorot, alias anak-anak tak bertambah pintar dan Libur Sabtu hanya akan meningkatkan aktivitas anak-anak ke arah yang negatif."
BalasHapus