Sabtu, 14 Maret 2015

Seni Budaya Luar Kerap Dipandang Lebih Baik dari Seni Tradisi



Senin, 23/02/2015 - 20:18 
Tari Yudharini
BANDUNG, (PRLM).-Kekayaan seni budaya tradisi Jawa Barat diakui sebagai potensi kekayaan dan bagian dari masyarakatnya tapi terus mengalami kemunduran. Pengembangan seni budaya tradisi dengan berpijak pada akar dan nilai tradisi akan lebih mendapat tempat dan dihargai ketimbang seni kreasi baru.

Generasi muda dan bahkan kreator seni, diungkapkan Direktur Pembinaan Kesenian dan Perfilman Direktorat Kemendikbud Prof. Endang Catur Wati, selalu memandang karya seni budaya dari luar lebih baik. 

“Mereka kurang menyadari bahwa keragaman seni budaya tradisi yang kita miliki juga sangat kaya akan nilai dan bahkan tidak kalah gerak kreasinya dengan seni budaya dari luar,” ujar Endang, dalam paparannya di auditorium SMKN 10 Bandung, Senin (23/2/2015).

Seni budaya yang berakar dari tradisi menurut Endang, belum sepenuhnya dilirik dan digarap dengan serius oleh kreator seni budaya. Akibat belum mendapat sentuhan, seni budaya yang berasal dari tradisi seringkali dipandang sebagai seni budaya kurang dan bahkan tidak mengikuti perkembangan jaman.

“Padahal bila seni budaya yang berakar dari tradisi kembali dikemas dan dikreasi dengan kondisi kekinian, nilainya tidak jauh berbeda dengan seni budaya dari luar. Bahkan dalam hal gerak dan tata busana lebih menarik dan esotik, tinggal mendapat sentuhan tata panggung dengan tata cahaya dan tata suara, pasti akan mampu memiliki nilai jual,” ujar Endang. (retno heriyanto/A-88)***

70 peserta dari 40 negara raih Beasiswa Seni Budaya Indonesia



Senin, 9 Maret 2015 14:58 WIB | 5.319 Views
Pewarta: Yuni Arisandy
Menlu Retno L.P. Marsudi (tengah) didampingi Dirjen Informasi dan Diplomasi Publik Esti Andayani (kiri), dan Direktur Diplomasi Publik Albusyra Basnur (kanan) berfoto bersama dengan para peserta program Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) 2015 di halaman Gedung Pancasila Kantor Kemenlu, Jakarta, Senin (9/3/15). (ANTARA FOTO/Kemenlu-Suwandy/HO)
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi secara resmi membuka penyelenggaraan Program Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) 2015 yang melibatkan 70 peserta dari 40 negara termasuk Indonesia.

"Ini merupakan kehormatan bagi saya untuk menyambut anda semua di Indonesia, khususnya para peserta Program Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia 2015," kata Menlu Retno dalam pidato pembukaan Program BSBI di Kementerian Luar Negeri di Jakarta, Senin.

Program BSBI 2015 itu diikuti 70 peserta dari 40 negara, antara lain Austria, Brunei Darussalam, Kamboja, Kanada, Tiongkok, Kroasia, Ceko, Fiji, Prancis, Jerman, Yunani, Hungaria, India, Kazakstan, Laos, Malaysia, Mongolia, Myanmar, Selandia Baru, Papua Nugini.

Kemudian, Polandia, Rusia, Kepulauan Solomon, Korea Selatan, Spanyol, Suriname, Thailand, Belanda, Filipina, Amerika Serikat, Timor Leste, Turki, Vanuatu, Vietnam.

Dari 70 peserta program BSBI itu, enam diantaranya berasal dari Indonesia. Para peserta dari Indonesia akan bertugas mendampingi para peserta dari negara lain.

Menurut Menlu, Program BSBI yang dimulai 13 tahun lalu itu merupakan alat bagi Indonesia untuk menggapai generasi muda di seluruh dunia.

"Mempelajari bahasa lain dan menghormati budaya lain di suatu negara bukan hanya soal mendapatkan pengalaman. Bahkan, itu berarti anda sedang membangun jembatan pemahaman, perdamaian dan kemakmuran bagi dunia," ujar dia.

"Kita memerlukan jembatan yang solid untuk menghadapi tantangan global dan perubahan yang belum pernah terjadi sebelumnya," lanjut Retno.

Menurut Direktur Diplomasi Publik Kemlu Al Busyra Basnur, para peserta Program BSBI akan mempelajari bahasa, kesenian, dan kebudayaan Indonesia dengan mengunjungi enam kota yaitu Bandung, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Makassar, Bali.

"Khusus di Yogyakarta, mereka akan mempelajari tentang Indonesia secara akademis dari sisi kajian politik, ekonomi, sosial dan budaya. Di lima kota lain, mereka akan belajar seni budaya Indonesia, seperti tarian tradisional, cara memainkan alat musik tradisional, dan kearifan lokal," jelas dia.

Program BSBI itu akan berlangsung selama tiga bulan dan ditutup dengan sebuah pertunjukan kolosal bernama Indonesia Channel, yang akan diperankan oleh para peserta.

"Pertunjukan itu merupakan media di mana kita melihat kesuksean peserta mendapat pengalaman di Indonesia. Rencananya untuk tahun ini Indonesia Channel akan dilakukan di Bandung pada 15 Juni," ungkap dia.

Al Busyra menilai Program BSBI bermanfaat untuk mempromosikan kesenian, budaya, serta pariwisata Indonesia ke dunia internasional.

"Kami melihat program ini sangat bermanfaat. Para peserta ini setelah kembali ke negaranya masing-masing, mereka biasanya berperan aktif mempromosikan tentang Indonesia," ujar dia.

Editor: Desy Saputra
COPYRIGHT © ANTARA 2015