Rabu, 20 April 2011

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI AKADEMIK SISWA SMAN 42 (Sebuah renungan) by Slamet Priyad

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI AKADEMIK SISWA SMAN 42 (Sebuah renungan) by Slamet Priyadi


Drs Slamet Priyadi
RABU, 20 APRIL 2011- Dalam berbagai kesempatan saat saya dan teman-teman santai minum kopi di kantin samping Rumah sakit Halim, saya acapkali berbincang-bincang tentang berbagai hal. Sekali waktu kami bahas juga tentang prestasi akademik siswa SMA Negeri 42 yang masih  tertinggal dengan sekolah lain seperti SMAN 48, SMAN 81 dan yang lain. Dalam kesempatan diskusi tersebut saya lontarkan pertanyaan sebagai berikut, “Apakah sekolah memiliki pengaruh besar terhadap prestasi belajar siswa?”, “Mengapa sampai sekarang prestasi akademik siswa SMA Negeri 42 masih  tertinggal dengan sekolah lain yang notabene lebih muda usianya disbanding SMA Negeri 42?”. Pertanyaan tersebut cukup menggelitik dan membuat berkerut kening teman-teman karena jawabannya memang butuh  analisa secara pedagogis serta pemikiran   yang  referensional (berdasar keilmuan).

Jawaban klise terucap: “Ya tentu, dong! Soalnya perekrutan siswa kelas X pada awalnya memang sudah bukan siswa-siswa yang pilihan, dalam arti siswa-siswa yang masuk mendaftar ke SMAN 42 bukan pilihan pertama akan tetapi yang ke dua yang secara intelktual relative rendah”.  Dengan Input dan kualitas siswa yang demikian tentu saja wajar apabila outputnya juga rendah.

Jawaban tersebut memang ada benarnya akan tetapi, itu justru menggambarkan kegagalan kita sebagai guru dan sekolah, komponen sekolah beserta fasilitas dan sarana sekolah sebagai institusi pendidikan yang selama ini tempat kita mengabdi, dan bekerja selaku tenaga pendidik. Jelasnya jawaban tersebut seakan-akan menunjukkan kepada kita bahwa SMAN 42 selaku institusi pendidikan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap performa akademik siswa.

Apabila kita perumpamakan dengan sebuah industri yang memproduksi barang tertentu, jika kualitas bahan bakunya rendah tentu hasil produksinya juga rendah. Dengan demikian di sini jalannya proses produksi menjadi tidak berarti dan mubazir. Padahal prinsip ekonomi mengatakan, “Mendapatkan untung sebesar-besarnya dengan capital yang sekecil-kecilnya”. Mengacu pada prinsip ekonomi tersebut, seharusnya langkah yang dilakukan adalah bagaimana caranya memaksimalkan suatu produksi dengan modal yang kecil dan bahan baku yang murah, dapat menghasilkan produksi yang baik dan berkualitas sehingga bisa dijual dengan harga mahal.

Pandangan yang menyatakan penyebab rendahnya kualitas siswa (prestasi akademik siswa) karena “input” yang rendah, saya pikir tidak tepat karena itu berarti proses pembelajaran (schooling) yang dilakukan oleh SMAN 42 sama sekali tidak berarti karena tidak memberikan nilai tambah pada diri siswa. Kalaupun ada siswa yang berprestasi menggembirakan, semata-mata itu karena kemampuan dirinya yang memang sudah ada sebelumnya hasil dari didikan dan binaan orang tua atau pada sekolah sebelumnya.

 Pandangan tersebut di atas seyogyannya tidak dijadikan pegangan untuk langkah ke depan. Untuk itu mulai dari sekarang kita para guru dan seluruh komponen sekolah harus bersatu tekad  untuk memajukan dan meningkatkan prestasi akademik siswa SMAN 42 dengan bekerja keras, aktif inovatif, kreatif, efektif dan selalu tampil dalam suasana yang menyenangkan sehingga siswa di kelas dapat menerima pelajaran tanpa harus takut dan tegang. Berkait dengan hal tersebut beberapa hasil penelitian tentang sekolah yang efektif (effectiveness school) membuktikan bahwa tingkat kecerdasan atau prestasi belajar siswa  sangat ditentukan oleh lingkungan belajar (learning environment) siswa di sekolah. Oleh karena itu utamanya adalah bagaimana kita menciptakan suasana yang kondusif yaitu suasana  pembelajaran yang  aktif, apresiatif, kreatif, efektif dan menyenangkan agar setiap siswa mampu mengembangkan dirinya secara optimal. Semakin kondusif dan efektif lingkungan belajar sekolah maka semakin besar pula kesempatan siswa untuk meningkat prestasinya.

Dengan demikian, utamanya kita tidak lagi berdalih mempermasalahkan kualitas input yang diterima sekolah, akan tetapi bagaimana kita memfokuskan pada strategi, model, dan metode-metode apa yang efektif untuk meningkatkan kemampuan dan pretasi akademik siswa. Kualitas input yang rendah lebih baik kita jadikan sebagai pemicu semangat dalam rangka untuk membuktikan kepada masyarakat, bangsa dan Negara bahwa lembaga pendidikan khususnya SMA Negeri 42 mampu memberikan nilai tambah (value added) bagi siswa semua. JAYALAH, JAYALAH  SMA Negeri 42 (Rabu, 20 April 2011-Slamet Priyadi di Lido-Bogor/referensi: Pembelajaran yang efektif-Jamaludin, M.Ed)


Selasa, 19 April 2011

UJIAN NASIONAL 2011

Ujian Nasional 2011(dari Wikipedia)
 
Drs Slamet Priyadi
Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (BSNP) bersama Kementerian Pendidikan Nasional dan Komisi X DPR memutuskan, tahun 2011 tetap ada Ujian Nasional (UN). Pelaksanaannya direncanakan pada April dan Mei 2011, mundur sebulan dibanding tahun 2010 yang dilaksanakan Maret-April. Sedang standar nilai UN pada tahun ini direncanakan masih sama dengan tahun lalu, yakni 5,50 untuk SMP/SMA. Meski hingga tulisan ini dipublikasikan belum ada kepastian melalui peraturan menteri (permen) perihal Ujian Nasional, namun beberapa informasi seputar UN 2011 mulai beredar. Informasi itu misalnya terkait dengan formula kelulusan dan seputar jadwal UN yang oleh pemerintah ditujukan sebagai sosialisasi kepada khalayak. 

Untuk formula kriteria kelulusan tahun ini, pemerintah menggunakan formula baru. Kelulusan siswa dari sekolah dengan melihat nilai gabungan rencananya dipatok minimal 5,50. Nilai gabungan merupakan perpaduan nilai UN dan nilai sekolah untuk setiap mata pelajaran UN. Rumus yang ditawarkan pemerintah untuk nilai gabungan = (0,6×nilai UN) + (0,4×nilai sekolah). Nilai sekolah dihitung dari nilai rata-rata ujian sekolah dan nilai rapor semester 3-5 untuk tiap mata pelajaran UN.

Dengan formula baru ini, rencananya akan dipatok nilai tiap mata pelajaran minimal 4,00. Integrasi nilai UN dan nilai sekolah ini diharapkan jadi pendorong untuk menganggap penting semua proses belajar sejak kelas 1 hingga kelas 3. Sedangkan kriteria kelulusan ujian sekolah diserahkan kepada sekolah. Nilai sekolah merupakan nilai rata-rata dari ujian sekolah dan nilai rapor semester 3-5 setiap mata pelajaran yang tidak diujikan dalam UN. Sementara itu, jadwal UN semula dalam tulisan penulis posting akan dilaksanakan bulan Mei 2011 berubah menjadi bulan April 2011. Ujian nasional (UN) utama untuk SMA/SMK digelar pada minggu ketiga April 2011, sedangkan untuk SMP pada minggu keempat April 2011. Adapun UN susulan bagi mereka yang belum mengikuti UN utama dilaksanakan satu minggu kemudian. Selain itu, untuk UN 2011 ujian ulangan bagi siswa yang tidak lulus ditiadakan. Oleh karena itu, bagi siswa yang dinyatakan tidak lulus harus mengikuti ujian kembali pada tahun mendatang.

Pustaka :

Senin, 18 April 2011

Pelaksanaan Unas Tahun Ini Berbeda

Mendiknas:"Pelaksanaan Unas Tahun Ini Berbeda"

Liputan6.com, Jakarta: Menteri Pendidikan Nasional Muhamad Nuh menyatakan pelaksanaan ujian nasional pada 2011 berbeda dengan pelaksanaan tahun sebelumnya. Menurut Mendiknas dalam perbincangannya dengan SCTV, belum lama berselang, untuk tahun ini kelulusan tidak ditentukan hanya pada saat ujian.
Nuh menjelaskan, tahun ini pihaknya sudah menemukan formula baru. Kali ini semua aspek diakomodikasikan mulai pencapaian sejak kelas 1 hingga kelas 3 ditambah ujian nasional. "Itu nilai sekolah. Jadi, nilai ujian sekolah digabung dengan ujian nasional," kata Nuh.

Menurut Mendiknas, perubahan ini merupakan bagian dari pembelajaran setelah pihaknya banyak menerima kritik dan saran. Selain nilai kelulusan, hal lain yang dilakukan Kementerian Pendidikan Nasional adalah meminimalisir penyimpangan atau kebocoran soal ujian. "Harus kita ikhtiarkan dengan sekuat tenaga untuk mencegah kebocoran," ujar Nuh. Karena itu pihaknya akan berusaha memastikan pengawasan dan pendistribusian soal mulai dari percetakan, rayon, hingga ke sekolah harus dipastikan aman. Lantaran itu rasanya aneh jika ada isu naskah bisa dibeli seharga Rp 10 juta.

"Tak usah percaya dengan model seperti itu. Ibaratnya kalau ada makanan haram, meski ditawar-tawarkan pasti akan saya tolak. Itu yang akan saya dorong kepada para pelajar," kata Mendiknas [baca: Mendiknas: Jangan Percaya Bocoran UN].(IAN)

Sabtu, 16 April 2011

VIVAnews - Djarum Super Internasional Blues Festival



Festival blues akan digelar tanggal 7 November yang akan datang.
Selasa, 3 November 2009, 15:15 WIB
Irina Damayanti, Gestina Rachmawati

Ilustrasi musik Jazz (VIVAnews)
VIVAnews - Blues bukanlah musik baru. Sejak 'ditemukan' oleh para budak keturunan Afrika-Amerika di sepanjang semenanjung Delta Mississippi pada akhir abad 19 bisa dikatakan Blues telah berkembang sangat pesat.

Blues juga menjadi 'kendaraan' musikal dalam proses jamming di berbagai acara panggung.
Kini, penggemar Blues tak lagi dikatakan tersegmentasi. Tak ada lagi kesan bahwa Blues hanya milik musisi tua. Generasi baru pun banyak bermunculan, sebut saja Rama Satria, Gugun & Blues
Shelter, hingga Adrian Adioetomo.
Sesuai dengan tema yang didengungkan, kali ini DSJIBF 2009 ingin menonjolkan musik Blues dan turunannya atau yang biasa disebut 'The Fruit of Blues' yakni rock, pop dan sebagainya.
Dalam DSJIBF 2009, blouser pekat seperti Blues Train, Gugun & Blues Shelter, Kiboud Maulana akan berbagi panggung dengan gitaris band seperti Gigi, The Dance Company, bahkan The Changcuters yang akan menampilkan beberapa lagu di album indie pertama mereka yang berelemen blues rock.

Penampilan Yopie Item dengan kedua anaknya, Audy dan Stevie Item (gitaris Andra & the Backbone) serta duet Bondan Prakoso dan sang ayah, Sisco juga disuguhkan dalam festival ini. Sementara bagi penggemar blues berorientasi gitar, ada kolaborasi maut Abdee 'Slank' dengan John Paul Ivan dan vokalis Andi /rif.


DSJIBF 2009 juga menghadirkan musisi mancanegara, diantaranya Jan Akkerman (Belanda), Mike Wilgar (Irlandia), musisi yang bakal menampilkan blues paduan Muddy Waters, Eric Clapton dan Blues Traveler serta Kara Grainger (Australia), gitaris wanita berkarakter Soul/Blouse/Jazz yang pernah mendampingi konser Eric Johnson. Festival Blues lintas generasi ini akan digelar di Istora Senayan, Jakarta pada Sabtu, 7 November 2009.
• VIVAnews

Rabu, 13 April 2011

"4 MINUTE BAND" DARI KOREA

Koreografi "4MINUTE BAND" Kontroversial

4 MINUTE BAND (KOREA)

Dalam comeback mereka di Music Bank edisi Jumat (08/04/11), girlband Korea, 4 minutes terkena kontroversi karena koreografi mereka yang menantang. Namun mereka bukan satu-satunya karena grup pendatang baru Rania juga mengalami masalah serupa.KapanLagi.com, Asian Star - Rabu, 13 April 2011 08.10 WIB

Aksi mereka di atas panggung dengan membuka dan menutup kaki secara provokatif membuat pihak Music Bank memutuskan melarang koreografi 'spread leg' tersebut dari show mereka. 

Seperti dilansir situs allkpop, perwakilan show tersebut menyampaikan, "Kita tidak bisa menolerir lagi koreografi yang provokatif seperti 'spread leg' dance," ucapnya.

Membuka dan menutup kaki tersebut dengan gerakan yang lain. Setelah kontroversi ini sendiri, 4minute menanggapi secara serius dan menyatakan bahwa mereka bakal memodifikasi koreografi. (alk/sjw)

Minggu, 10 April 2011

MENGENANG SANG SUTRADARA H.USMAR ISMAIL ( 1921-1971 ) By Slamet Priyadi

Sang Sutradara H.Usmar Ismail
MENGENANG SANG SUTRADARA
H.USMAR ISMAIL ( 1921-1971 )
 By Slamet Priyadi


Minggu, 10 April 2011 GURU SENI BUDAYA BLOG:  H.Usmar Ismail dilahirkan di daerah perbukitan elok nan indah, Bukit Tinggi - Sumatra Barat pada 20 Maret 1921. Latar belakang pendidikannya: HIS, MULO (B), AMS A-II, dan mendapat gelar B.A. bidang sinematografi pada Universita California di Los Angeles.

Sepak terjang, karir, dan pengalaman beliau  dalam berkesenian terutama film tercatat gemilang.  Tahun 1942-1945 anggota staf pengarang pada Pusat Kebudayaan Jakarta; tahun 1949 menyutradarai film South Pacific Corp; tahun 1962 mendapat penghargaan Hadiah Seni dan penghargaan tertinggi Piagam Wijayakusuma; Tahun 1943-1945 beliau juga ketua Perkumpulan Penggemar Sandiwara Maja; 1946-1947 Ketua PWI; 1946-1948 Ketua Badan Permusyawaratan Kebudayaan Indonesia Yogyakarta dan Ketua Serikat Artis Sandiwara Yogyakarta; 1955-1965 Ketua Akademi Teater Nasional Indonesia; 1955-1970 Ketua PPFI (Persatuan Perusahaan Film Indonesia); 1962-1969 Ketua Umum Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia (LESBUMI) Jakarta. 

Adapun karya-karya beliau adalah: Harta Karun (1949), Citra, The Long March, Enam Jam di Djogya (1950), Dosa Tak Berampun (1951), Terimalah Laguku (1952), Kafedo, Krisis (1954), Tiga Dara (1956), Delapan Penjuru Angin, Sengketa (1957), Asrama Dara, Pejuang (1959), Laruik Sanjo (1960), Amor dan Humor (1961), Toha Pahlawan Bandung Selatan, Anak Perawan di Sarang Penyamun, Bayangan di Waktu Fajar(1962), Anak-Anak Revolusi (1964), Liburan Seniman (1965), Ja Mualim (1969), The Big Village dan Ananda (1970).  
 
Pada tanggal 2 Januari 1971 Sang Sutradara besar H.Usmar Ismail meninggal dunia dengan meninggalkan warisan karya-karya besar yang hingga kini tetap dikenang dan menjadi motivator, pendorong semangat dan inspirasi bagi dunia perfilman kita. ( Minggu, 10 April 2011 Slamet Priyadi di Lido-Bogor)      

Selasa, 05 April 2011

CHARLIE "ST12" DIDATANGI ARIEL PETERPAN

Charlie 'ST12' Didatangi Ariel

Ada kabar mengejutkan dari pentolan grup band ST12, Charlie. Kabar tersebut adalah dirinya didatangi oleh vokalis Ariel 'PeterPan'. "Suatu saat Charlie pernah mimpi sampai lima kali, Ariel datang ke dia sampai akhirnya si Charlie menerima demonya, dan bikin project namanya Peterband, Fahrul kita panggil jadi Arul namanya, singlenya 'Ada-Ada Aja Denganmu',


Charlie ST12
JAKARTA-C&R/OMG- Ada kabar mengejutkan dari pentolan grup band ST12, Charlie. Kabar tersebut adalah dirinya didatangi oleh vokalis Ariel 'PeterPan'. "Suatu saat Charlie pernah mimpi sampai lima kali, Ariel datang ke dia sampai akhirnya si Charlie menerima demonya, dan bikin project namanya Peterband, Fahrul kita panggil jadi Arul namanya, singlenya 'Ada-Ada Aja Denganmu', nah ini dilakuin untuk sebuah penghargaan karya ke Ariel, karena Charlie itu fansnya Ariel dari dulu," terang Randy manajemen Pangeran Cinta saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (4/4/2011).
Tak sampai di situ, Charlie juga langsung membentuk grup band yang bernama 'Peterband'. "Namanya Peterband, berangkat awalnya Charlie itu terima demo dari orang namanya Fahrul, orang ini begitu semangatnya ngasih demo terus, karena lagunya mirip Peterpan, Charlie nggak terlalu ngegubris, dan ternyata orang ini fans Ariel dan fans Charlie. Karena juga orang banyak yang rindu dengan lagu-lagu Peterpan, sama Charlie inilah sebuah penghargaan kepada Ariel, dikasih project seperti ini," lanjutnya.
Randy juga berkata bahwa dirinya sama sekali tidak takut jika menjadi masalah. "Ya kita bergerak dari niat kita berkarya, kalau kesamaan itu lumrah dinilai sama orang, ya tergantung sudut pandang orang," jelasnya. (Westy)

Senin, 04 April 2011

“MENGENAL FILM” By Slamet Priyadi

“MENGENAL FILM” By Slamet Priyadi

Senin, 4 April 2011 Guru Seni Budaya Blog: Ketika saya masih di sekolah dasar, saya suka sekali menonton film cowboy. Ketika itu film yang saya tonton tidak bersuara alias bisu, meskipun begitu saya dan teman-teman sekampung sangat menyukainya karena pada saat itu film layar lebar memang belum seperti sekarang.  Bagi saya pada waktu itu, film yang bagus adalah film yang ceritanya ada tembak-tembakan antara jagoan dan para bandit, ada nona(non) yang diculik para bandit kemudian datanglah jagoan menolong si Non. Terjadilah perkelahian, kejar-kejaran di atas kuda sambil menembakkan pistolnya ke arah lawan, ada “duel” perkelahian satu lawan satu baik dengan tangan kosong maupun adu kecepatan menembak dengan pistol. Adapun film Indonesia yang paling aku suka pada saat itu diantaranya adalah “Abang Puase” dan “Nyai Dasima”, Si Conat, Harun Pahlawan Aceh.

Pada setiap ada hajatan di kampung dengan menanggap film, saya dan teman-teman tak pernah absen untuk menonton meskipun dengan resiko kena marah dari orang tua dan gebukan rotan yang terasa pedih di pantat karena pergi nonton tak pernah bilang. Itulah resiko sebuah hobi menonton film di era tahun enampuluhan sampai tahun tujuhpuluhan ketika aku masih kanak-kanak.
Sobat, film merupakan kerja seni yang demikian kompleks karena di dalamnya melibatkan banyak komponen seperti teknologi, industry, seni rupa, musik, seni peran dan sebagainya  yang kesemuanya itu dikelola dan dipertanggung jawabkan secara kualitas oleh seorang sutradara.   Bagus dan jeleknya sebuah karya film, diterima atau ditolaknya sebuah film oleh masyarakat, pertanggungjabannya terletak pada seorang sutradara.
Mari kita simak, apa saja yang harus dikerjakan dan dipersiapkan oleh seorang sutradara dalam membuat karya film yang saya cuplik dari buku karya Usmar Ismail, “Mengupas Film” halaman 159 berikut ini:
1.    Menyelesaikan manuskrip menjadi suatu rencana kerja yang lengkap dengan bangunan montage-nya .
2.    Memilih para pelakon, para pemain.
3.    Bersama-sama dengan ahli dekor beserta kameraman dan ahli pengambil suara, merancang dekoryang diperlukan. Mencari tempat-tempat atau lokasi yang baik dan tempat untuk lokasi shooting.
4.    Bersama-sama dengan kameraman merancang sudut-sudut penglihatan kamera serta kemungkinan-kemungkinannya.
5.    Menyusun suatu rencana ambilan (opname prograamma) yang berarti memisahkan adegan-adegan yang berlaku pada satu tempat menjadi satu kesatuan dan menetapkan satu kalender kerja.
6.    Mengatur permainan.
7.    Mengamat-amati hasil usaha laboratoriumyang mengerjakan film yang baru diambil dan memeriksa cetakan pertama (werk copie).
8.    Montage.


Dengan demikian sutradara adalah satu-satunya orang yang menjadi central pengatur pembuatan film dari awal sampai akhir. Kendati demikian, film adalah karya seni bersama yang memerlukan banyak ahli bagi tiap cabang pekerjaannya. Yakh, sedikitnya staf pekerja, selain dari sutradara, harus terdiri dari seorang asisten sutradara yang berkewajiban memimpin pekerjaan-pekerjaan sebelum opname.
Seorang kameraman dan asistennya, seorang pengambilan  suara dan asistennya, seorang ahli listrik dan asistennya, seorang ahli dekor dan pembantunya, seorang pemegang skrip yang harus mencatat segala sesuatu mengenai jalannya opname, panjangnya suatu ambilan, adanya persambungan yang logis antara ambilan-ambilan dan adegan –adegan (continuity) dan lain sebagainya, seorang pemimpin opname, seorang ahli rias dan pakaian (property), seorang ahli montage. Daftar seperti ini bisa diperpanjang lagi, akan tetapi kebanyakan film studio di Indonesia memakai staf hanya empat, lima  orang saja yang masing-masing merangkap empat atau lima macam pekerjaan dengan alas an ekonomis dan efisien. Benar ekonomis, benar efisien, akan tetapi hal tersebut belum tentu bagus jika ukurannya adalah kualitas. (Senin, 4 Maret 2011-Slamet Priyadi di Lido- Bogor)     

Minggu, 03 April 2011

VIVAnews - Penyanyi 12 Tahun Pecahkan Rekor Muri

Penyanyi 12 Tahun Pecahkan Rekor Muri
Shirley Liem sangat piawai menyanyikan lagu-lagu daerah dengan cengkok yang apik.
Minggu, 30 Januari 2011, 16:37 WIB
Petti Lubis, Beno Junianto 
Shirley Liem
VIVAnews - Di saat sejumlah remaja sedang asyik menikmati aktivitas yang sedang tren, Shirley Liem justru punya kegemaran lain. Usia muda tak menghalangi kegemaran Sherly dalam mengeksplorasi budaya Indonesia.

Remaja berusia 12 tahun ini sangat piawai menyanyikan lagu-lagu daerah, dari 'Bungong Jeumpa' hingga 'Sio Mama' dinyanyikannya dengan sempurna. Menyanyikan lagu daerah lengkap dengan cengkok dan pelafalan yang sempurna jelas bukan perkara mudah.


"Lagu daerah kan jarang yang menyanyikan. Makanya aku mau bawakan lagu-lagu daerah. Tapi, referensi menyanyi aku tetap dari penyanyi pop," ujar Sherly kepada VIVAnews.com saat ditemui dalam acara Resital Vokal Tunggalnya di Mall of Indonesia, Kelapa Gading, Jakarta Pusat.


Memulai karier bernyanyi di usia empat tahun, Sherly Liem tak menemui kesulitan berarti saat ditantang oleh Jaya Suprana untuk menggelar resital vokal tunggal dengan mempergelar mahakarya-mahakarya seni musik nusantara.


Pemilik sederet penghargaan di bidang model dan menyanyi ini akan menampilkan keindahan suara soprannya dalam 14 lagu, dibuka dengan Alusia dan ditutup dengan Indonesia Pusaka. Meski baru setahun mengasah kemampuan vokalnya di Jaya Suprana School Of Performing Arts, Sherly menunjukkan kemampuan berarti. Tak heran saat ditantang untuk menggelar resital vokal tunggal, Sherly langsung menyanggupinya.


Selain akan mencatatkan rekor MURI, Sherly rupanya punya tujuan lain di balik pagelaran resital vokal tunggalnya. “Aku ingin anak-anak muda saat ini lebih familiar dengan lagu-lagu daerah, jangan lagu pop saja. Sebab, lagu daerah ini bisa jadi aset untuk go internasional nanti,” ujar penyanyi yang rutin tampil di TMII ini.


Sherly memang menemukan keasyikan sendiri saat menyanyikan lagu daerah. Untuk penampilannya di resital vokal tunggalnya itu, Sherly menyanyikan lagu-lagu daerah yang sudah diaransemen ulang tanpa meninggalkan kekhasan lagu itu sendiri.


Usai menggelar resital vokal tunggal, putri sulung pasangan Liem Ciau Khiang (Johan) dan Tia Paramita ini bercita-cita untuk membuat album rekaman lagu-lagu daerah. “Jangan sampai lagu-lagu daerah yang begitu kaya makna menjadi dilupakan oleh generasi muda,” ujar Sherly yang juga pernah berakting di sejumlah sinetron.

VIVAnews - Mengapa Banyak Grup Musik Papan Atas Bubar

Mengapa Banyak Grup Musik Papan Atas Bubar
Banyak personel grup musik yang tengah naik daun memiliki pekerjaan sampingan.
Minggu, 3 April 2011, 10:59 WIB
Pipiet Tri Noorastuti, Syahrul Ansyari

ST 12
VIVAnews - Sejumlah grup musik papan atas bubar di tengah jalan. Setidaknya terjadi pergantian personel. Sebut saja Dewa 19, Peterpan, Jikustik, dan belakangan mencuat isu bubarnya ST 12.

Pengamat musik tanah air, Bens Leo, mengatakan, banyak personel grup musik yang tengah naik daun memiliki pekerjaan sampingan. Kondisi ini secara tidak langsung akan memengaruhi performa grup musik yang menaunginya.

Efek selanjutnya, grup musik itu tetap tumbuh dengan penurunan performa. Atau memicu hengkangnya personel yang merasa sudah memiliki nama besar untuk mandiri. Seperti Once, yang melepas posisi vokalis di grup musik Dewa. Atau isu hengkangnya Pepep dari ST 12.


"Yang bermasalah itu biasanya manajemen band-nya. Atau industri musiknya yang sudah tidak bisa memberikan para musisi ini kenyamanan. Atau label rekamannya yang tidak baik lagi," ujar Bens, saat ditemui dalam soft launching 'Avanindra Band', di kawasan Senayan, Jakarta.


Menanggapi isu bubarnya ST 12, Bens menilai bahwa band melayu modern yang telah memiliki nama di Asia Tenggara itu, harus segera memberikan klarifikasi. Jika sang drumer, Pepep, mengundurkan diri, tentu saja harus segara mencari drummer baru.


"Tapi konsekuensinya cukup tinggi daripada mengganti pemain gitar. Drum ini punya 'beat' yang mempengaruhi musik ST 12. Saya beri contoh Koes Plus, Nomo diganti Moery, Koes Plus berubah jadi ngerock musiknya," ujar Bens.


Bens melihat, faktor ketidaksiapan manajemen yang seringkali memicu retaknya kekompakan suatu kelompok musik. "Dhani membentuk Republik Cinta Manajemen, tapi Dewa tidak terurus. Mundurnya Once, membuat eksistensi Dewa dipertanyakan. Dhani bagus, tapi yang terjadi, Dewa tidak bisa mempertahankan Once," ujarnya.


Bens lantas memberi contoh baik saat Yovie Widianto yang telah memiliki Kahitna membentuk Yovie and The Nuno. Ternyata personel Kahitna bisa menerimanya sebagai inovasi Yovie. Kahitna dan Yovie and The Nuno tetap eksis.
• VIVAnews

Sabtu, 02 April 2011

Nonton, eh, Ngopi Sore di Hari Perfilman Nasional | Blog - Yahoo! Indonesia Omg!

Raya Fahreza

Nonton, eh, Ngopi Sore di Hari Perfilman Nasional

Diposting Oleh Raya Fahreza, Kamis, 31 Maret 2011 11.58 WIB

Hantu kesurupan, hantu handphone, hantu joget. Mau yang mana nih?
Nggak banyak yang tahu kalau ada Hari Perfilman Nasional. Yang bekerja di industri film saja ada yang nggak tahu, apalagi yang awam seperti si Mas Karyawan dan Mbak Karir yang sore ini memutuskan mampir di bioskop seusai rapat dengan klien di luar kantor. Keduanya terpaku di lobi bioskop melihat-lihat poster.

“Jadi nggak seru gini ya, Rir,” kata Mas Karyawan kepada Mbak Karir.
“Iya, Wan. Film amriknya nanggung, kayak barang sisa. Yang film sininya baru tapi nggak asyik.”
“Hantu kesurupan, hantu handphone, hantu joget. Mau yang mana nih?”

Mbak Karir tertawa sambil goyang-goyang menirukan hantu, seakan yang sudah konyol bisa lebih konyol lagi.

“Masih lama juga jam-jamnya, Wan. Kita duduk aja dulu yuk ngopi.”

Mereka kemudian ke kafe yang ada di lobi bioskop itu. Sekarang memang bioskop yang besar jadi lebih lengkap dan nyaman. Ironisnya, hari ini kenyamanan itu seperti nggak berarti karena pilihan film yang ada terasa jauh menurun. Kedua orang ini belum tertarik pada satu pun film yang ada.

“Filmnya mayoritas film lokal ya, Wan?”

Mas Karyawan menghitung satu demi satu poster yang terpajang. Benar, dari enam layar, ada empat yang memutar film nasional.

“Iya, karena film impor lagi stop ya pastinya.”
“Jadi lumayan dong ya, Wan. Katanya film nasional jadi kebantu, pesaing berkurang.”
“Nggak tahu juga sih, kalau sepi ya sepi aja.”
“Abis filmnya gitu semua sih ya? Horor semua.”
Mbak Karir mengaku nangis tersedu-sedu waktu nonton “Ayat-ayat Cinta” dan ketawa terbahak-bahak mengingat tarian para gigolo di “Quickie Express”.


Kopi yang dipesan datang, mereka berhenti sejenak.

“Tapi horor juga seru sih, Rir. Inget nggak waktu pertama kita nonton dulu?”
“Yang mana?”
“Dulu itu, ‘Jelangkung’.”
“Oh iya, itu seru bangeeet. Aku sampai menonton dua kali, dengan adikku. Iya sih, sebetulnya horor nggak apa-apa.”
“Makanya, bukan masalah horornya, tapi film sekarang jadi klise, dan modal seksi.”

Mas Karyawan menghela napas.

“Sayang ya. Rasanya belum lama ini film nasional sempat ngehits, menonton itu jadi kayak acara wajib. Banyak yang bagus.”
“Bukannya loe hobinya nonton film amrik aja, Wan?”
“Iya sih, Rir. Tapi sama kayak musik, kalau lagi kangen sama yang lokal, yang luar nggak akan bisa menggantikan.”
“Emang film nasional apa yang loe tonton dan loe suka?”

Obrolan pun jadi seru. Mas Karyawan dan Mbak Karir masing-masing membahas film nasional favorit dan kesan-kesannya. Keduanya pernah merasakan sulit tidur karena “Jelangkung”, naksir sama bintang “Ada Apa Dengan Cinta”, bernyanyi bareng “Petualangan Sherina” dan nggak lupa cekikikan mengenang gaya-gaya dari “Catatan si Boy”.

Semakin dibahas, semakin banyak film nasional yang ternyata berkesan bagi keduanya. Mbak Karir mengaku nangis tersedu-sedu waktu nonton “Ayat-ayat Cinta” dan ketawa terbahak-bahak mengingat tarian para gigolo di “Quickie Express”. Si Mas Karyawan suka film “Get Married” yang lucu, namun judulnya bikin sebal karena membuat mantan pacarnya menagih nikah,

Mas Karyawan juga jadi ledekan karena tak sengaja mengaku suka film “Heart”. Keduanya mengenang repot dan senangnya membawa keponakan menonton “Garuda di Dadaku” dan membahas ketidak-mengertian mereka akan cerita film “Pintu Terlarang” yang ujungnya bikin bingung.

Itu baru sebagian dari yang keduanya tonton. Tak terasa, puluhan judul dibahas dan waktu berlalu.

“Ternyata banyak juga ya film nasional yang lumayan. Bukan cuma yang jadul.”
“Haha... Iya, Rir. Aku sendiri agak takjub setelah dibahas, ternyata nggak sedikit lho yang aku tonton dan suka.”

Mbak Karir melirik jam tangannya, lalu melihat ke loket karcis yang lengang tanpa antrian.

“Udah jam setengah tujuh nih, jadi, kita nonton yang mana?”
“Aduh, yang mana ya...”

Mas Karyawan berdiri dan melihat kembali satu per satu poster film nasional yang mayoritasnya sepertinya film asal seksi. Nggak ada persaingan berat menguasai layar-layar. Kata pemerintah, absennya film impor studio besar jadi peluang bagi film nasional. Tapi jujur, kalau film nasional begini semua, malas juga menonton. Ia menghela napas, lalu menengok ke teman wanitanya.

“Kayaknya aku jadi nggak ingin nonton.”

Mbak Karir tersenyum.

“Iya, aku juga malas. Makan malam saja yuk?”

Mereka kemudian beranjak dari kafe, keluar meninggalkan bioskop yang tidak ramai itu. Tidak jadi menonton film. Sambil berjalan berdua, obrolan mereka berlanjut. Keduanya berencana akan pergi menonton kelak kalau memang ada film yang menarik. Pasti ada lagi, nanti. Semoga tak lama lagi.

Selamat Hari Perfilman Nasional.

Jangan pernah menyerah membuat film Indonesia.
Jangan pernah menyerah dengan film Indonesia.