Sabtu, 04 Februari 2012

“Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas X 6 SMA Negeri 42 Jakarta Pada Pelajaran Seni Musik Kompetensi Dasar Mengembangkan Gagasan Kreatif Membuat Aransemen Lagu Dengan Pembelajaran Model "P A K E M" Tahun Pelajaran 2011 / 2012

SIKLUS 1  Pertemuan ke 3.  Setelah postes  foto bareng
 
BAB I  PENDAHULUAN

 A.    Latar Belakang Masalah

 SABTU, 4 FEBUARI 2012 - DENMAS PRIYADI BLOG : Ketika  teori behaviorism mendominasi system pembelajaran kita , model pembelajaran teacher centered yang cenderung menganggap siswa bagaikan kertas putih menjadi ciri utama. Dalam model pembelajaran ini, siswa menjadi pasif karena proses pembelajaran banyak didominasi guru dengan metode ekspositorinya yang menjadikan pelajaran seni budaya, seni musik menjadi tidak menarik dan membosankan  karena disampaikan dengan  cara  verbalistik, hafalan semata.   Guru sangat memonopoli proses pembelajaran sehingga siswa tidak tumbuh dan berkembang kreatifitasnya.

Paradigma pembelajaran konvensional semacam ini, yang lebih berfokus pada aspek kognitif dan bersifat teacher centered berimplikasi pada pengajaran yang sangat mementingkan belahan otak kiri, sehingga aspek kreatifitas, imajinasi sangat diabaikan. Padahal pengembangan pengajaran secara seimbang antara belahan otak kiri dan otak kanan harus dilakukan secara terpadu dan menyeluruh. Hal ini dilakukan agar siswa selain cerdas, memiliki kemampuan analitis matematis, akan tetapi juga memiliki kemampuan untuk berpikir imajinatif mencakup lintas ruang dan waktu, kreatif, sintetik, dan holistic.

Fakta di lapangan, dalam proses pembelajaran di kelas tidak selamanya berjalan sesuai dengan yang kita kehendaki, tidak berjalan lancar, bahkan bisa dikatakan menemukan kegagalan. Banyak hal yang menyebabkan proses aktifitas pembelajaran gagal. Hal ini bisa jadi karena ketidakoptimalan guru dalam penyampaian pembelajaran.

Salah satu indikator ketidakefektifan atau kegagalan aktifitas pembelajaran seni musik, yakni siswa kurang memahami dengan materi yang disampaikan oleh guru. Sebagai contoh, untuk pembelajaran seni musik tentang langkah-langkah membuat aransemen lagu, siswa tidak bisa menjelaskan apa itu aransemen dan langkah-langkah membuat aransemen. Kemungkinan besar hal ini terjadi oleh karena siswa kurang konsentrasi dalam mengikuti materi pembelajaran sehingga mereka tidak bisa menerima dan mencerna materi yang disampaikan oleh guru.

Sebab dari kurangnya konsentrasi itu pula yang berakibat prilaku siswa di kelas menjadi pasif, tidak aktif, bahkan apatis. Padahal,  seharusnya justru siswa bersemangat dan mempunyai minat yang besar untuk mengikuti proses pembelajaran seni musik.

Ketidakefektifan atau kegagalan pembelajaran seni musik ini tidak bisa dilihat dari aspek siswa saja, melainkan ada peran guru yang mempengaruhi berhasil atau tidaknya proses pembelajaran seni musik di kelas. Kemungkinan besar dalam penyampaian materi pembelajaran seni musik guru kurang optimal, monoton, dan tidak variatif, hal ini oleh karena  guru tidak siap dalam melaksanakan skenario pembelajaran sehingga siswa menjadi bosan, apatis dalam mengikuti aktifitas pembelajaran. Dalam konteks ke depan hal tersebut tentunya sangat berdampak buruk pada kualitas pembelajaran seni musik.

Sudah barang tentu masalah tersebut di atas harus secepatnya diatasi agar siwa bisa memperoleh tujuan belajarnya secara maksimal. Selain itu agar guru seni musik pun dapat mencapai tujuan pembelajarannya, maka perlu sekali untuk melakukan penelitian tindakan kelas sebagai solusi atau jalan keluar mengatasi  permasalahan tersebut di atas.  Apa bila masalah ini dibiarkan sampai berlarut-larut maka dampaknya tentu siswa tidak bisa menerima dan memahami materi pembelajaran seni musik yang disampaikan guru, dan dampak jangka panjang ke depannya, hal ini tentu berakibat pada kualitas hasil peserta didik yang menjadi tidak maksimal.

Mengacu pada masalah tersebut di atas, maka penulis akan menggunakan pendekatan model pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM) untuk diterapkan dalam proses kegiatan pembelajaran seni musik. Dengan harapan penerapan model  PAKEM dalam pembelajaran seni musik, dapat meningkatkan minat belajar siswa terhadap pelajaran seni musik, dan siswa menjadi lebih termotivasi lagi untuk mengikuti pembelajaran seni musik secara aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis akan melakukan penelitian tindakan kelas dengan mengambil judul :

“Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas X 6 SMA Negeri 42 Jakarta  Pada Pelajaran Seni Musik Kompetensi Dasar Mengembangkan Gagasan Kreatif Membuat Aransemen Lagu Dengan Model Pembelajaran PAKEM Tahun Pelajaran 2011/2012”
        
B.     Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah :

1.         Apakah penggunaan model pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM) dapat meningkatkan minat belajar siswa pada pembelajaran seni musik kompetensi dasar mengembangkan gagasan kreatif membuat aransemen lagu  di kelas X 6 SMA Negeri 42 ?

2.       Bagaimanakah prosedur penggunaan model pembelajaran aktif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan (PAKEM) itu,  efektif untuk meningkatkan minat belajar siswa pada pelajaran Seni Musik di kelas X 6 SMA Negeri 42 ?

C.    Pemecahan Masalah

Sebagaimana   yang   diamanatkan   dalam   Peraturan   Pemerintah Republik  Indonesia Nomor  19   tahun  2005.   Pendidikan Seni Budaya / Seni Musik di berikan di sekolah karena keunikan, kebermaknaan,dan  kebermanfaatan terhadap   kebutuhan perkembanganpeserta  didik, yang terletak pada pemberian pengalaman   estetik   dalam  bentuk   kegiatan berekspresi  /  berkreasi  dan  berapresiasi melalui pendekatan: “belajar dengan seni,”  “belajar melalui seni” dan “belajar tentang seni.”

Dengan demikian Pendidikan Seni Musik memiliki peran dalam pembentukan pribadi siswa yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan siswa dalam mencapai kecerdasan  musikalitas emosionalnya.  Dalam arti, pendidikan Seni Musik aktifitasnya  lebih fokus pada pengembangkan konsepsi, apresiasi, dan kreasi. Semua ini diperoleh melalui upaya eksplorasi elemen,  prinsip,  proses, dan teknik berkarya dalam konteks budaya masyarakat yangberagam.  Oleh karena itu guru  yang merupakan pemegang kunci utama untuk membuka pintu perbaikan pendidikan dan pengajaran di sekolah diituntut untuk professional. Dalam arti, mempunyai kemampuan yang cukup untuk mengelola kelas, meningkatkan minat belajar siswa terhadap pelajaran seni musik, inovatif, peka terhadap perkembangan zaman.  Artinya  selain inovatif, juga melek akan perkembangan teknologi, utamanya dalam mengajarkan bidang studi Seni Musik di sekolah. 

Bagi seorang guru inovasi dalam proses pembelajaran itu penting dan sangat dibutuhkan. Dalam hal ini guru yang inovatif adalah guru yang terus berupaya mencari, menemukan dan menciptakan hal-hal baru dalam cara mengajarnya agar proses pembelajaran di kelas dapat berjalan lebih baik sehingga mampu meningkatkan minat siswa terhadap pelajaran seni budaya musik  sesuai dengan tuntutan zaman, bersifat kontekstual dan student centured. 

Proses pendekatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru yang inovatif tentunya akan mampu memberikan pengalaman yang berguna bagi siswa. Adapun pendekatan pembelajaran inovatif yang mendukung untuk mengembangkan keterampilan psikomotorik adalah apa yang dikenal dengan  Active Learning, atau pembelajaran aktif, yaitu suatu pendekatan pembelajaran berdasarkan pada prinsip bahwa cara belajar terbaik bagi siswa adalah aktif melakukan sesuatu dengan menggunakan semua indera yang dimilikinya. Aktif di kelas maupun di luar kelas dengan mengeksplorasi pengalaman belajarnya dan mengekspresikan imaginasi kreatifnya baik secara lisan maupun tulisan. Keterlibatan aktifitas guru dan siswa dengan aktif, kreatif dan inovatif tentunya akan mendorong siswa berpikir lebih keras  lagi untuk  mendapatkan pengalaman-pengalaman baru yang lebih menyenangkan baik bagi guru maupun siswa.

Dengan demikian, untuk merencanakan  proses pembelajaran seni  musik secara inovatif yang dapat memberikan pengalaman baru dan bermanfaat bagi siswa perlu memperhatikan komponen penting proses pembelajaran. Dengan memperhatikan komponen proses pembelajaran, guru dapat menyusun rencana  kegiatan, skenario pembelajaran, dan strategi pembelajaran serta menentukan langkah-langkah tindakan yang sesuai dengan tujuan belajar. Strategi pembelajaran ini menjadi sangat penting oleh karena adanya berbagai macam masalah dalam proses belajar yang ada dalam sistem proses pembelajaran. 

Pembelajaran seni musik, yaitu  suatu  kegiatan pembelajaran yang  dirancang untuk menciptakan suasana yang  menyenangkan melalui kegiatan apreasi,  ekspresi, kreasi, dan rekreasi.  Artinya, belajar dengan seni, belajar melalui seni dan belajar tentang seni. Jelasnya, dalam konteks ini, guru hanya berperan sebagai fasilitator bukan sebagai pusat informasi pembelajaran yang mendominasi kelas.

D.    Tujuan  Penelitian

Tujuan  yang ingin penulis capai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:
1.      Untuk meningkatkan minat  belajar siswa pada pelajaran seni musik melalui penggunaan model pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM) kompetensi dasar mengembangkan gagasan kreatif membuat aransemen lagu.
2.      Untuk mengetahui ketepatan dan keefektifan penggunaan model pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM)  dalam meningkatkan minat belajar siswa pada pembelajaran seni musik kompetensi dasar mengembangkan gagasan kreatif membuat aransemen lagu.
3.      Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran seni  musik.
4.      Untuk mengetahui peningkatan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran seni musik.
5.      Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran seni musik.

E.     Manfaat Penelitian 

1.   Manfaat Teoritis
a. Untuk mendapatkan pengetahuan yang cukup tentang penggunaan model  pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM) dalam meningkatkan minat belajar siswa pada materi   pembelajaran seni musik  pokok bahasan mengembangkan gagasan kreatif membuat aransemen lagu.
b. Sebagai dasar pengetahuan dalam mengembangkan penelitian- penelitian  pada masalah selanjutnya.

                        2.  Manfaat Praktis

a.       Manfaat Bagi Siswa
             Meningkatkan kemampuan dan keterampilan pada materi pembelajaran   seni musik tentang bagai mana mengembangkan gagasan kreatif membuat aransemen lagu,
1)      Mendidik siswa untuk berpikir kritis, kreatif, tertib, dan memiliki sikap disiplin dan bertanggung jawab.
2)      Dengan memberi materi pembelajaran seni musik menggunakan model pembelajaran PAKEM,  siswa lebih dapat tertarik, termotivasi dan dapat memahami materi membuat aransemen lagu.
b.      Manfaat Bagi Guru
      Menambah wawasan ilmiah dalam meningkatkan kompetensi diri menuju profesionalisme,
1)      Menemukan alternatif umpan balik untuk mnengetahui kesulitan siswa dalam mengerjakan membuat aransemen lagu pada pembelajaran seni musik tentang mengungkapkan gagasan kreatif membuat aransemen lagu.
2)      Mengetahui betapa besar pengaruh model pembelajaran   aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM) dalam meningkatkan minat belajar siswa pada pelajaran seni musik kompetensi dasar mengembangkan gagasan kreatif membuat aransemen lagu.
3)      Dengan memberi materi pembelajaran seni musik menggunakan model pembelajaran PAKEM dalam proses pembelajaran, dapat menambah wawasan baru dan meringankan tugas guru  dalam mengajar.

c.         Manfaat Bagi Sekolah 
1)      Sebagai bahan kajian dan masukan untuk peningkatan mutu sekolah.
2)      Mewujudkan misi dan visi sekolah sebagai Institusi yang selalu berupaya untuk meningkatkan prestasi akademik.
3)      Memperbanyak media pembelajaran yang kreatif dan inovatif sebagai sarana yang aktif, efisien, dan menyenangkan.
4)      Dengan menggunakan model pembelajaran PAKEM   dalam proses pembelajaran  seni musik, sekolah dapat mengembangkan metode pembelajaran dan dapat dijadikan pusat sumber belajar bagi sekolah lain dalam mencari solusi dari kesulitan-kesulitan atau masalah- masalah pembelajaran di kelas.



BAB II   LANDASAN TEORI

A.           Minat Belajar
Jika kita bertanya kepada seseorang, apakah belajar itu? Tentu jawaban yang diberikan akan bermacam-macam sebanyak orang yang telah kita tanyakan tadi.  Seebagian orang  menyatakan bahwa termasuk perbuatan belajar adalah menghitung, mengerjakan soal-soal, menirukan ucapan kalimat, mengumpulkan perbendaharaan kata, menghafalkan lagu, dan sebagainya.

Berkait dengan pernyataan tersebut, beberapa para ahli memberi batasan  definisi tentang belajar yang penulis kutip dari buku Psikologi Pendidikan  halaman 104 tulisan Drs. Wasty Soemanto, M.Pd sebagai berikut:

1.                  James O. Wittaker :  “Learning may be defined as the process by which behavior originates or is altered through training or experience”(Wittaker, 1970: 15). Artinya, belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana perilaku diubah melalui pelatihan atau pengalaman.
2.          Cronbach menulis batasan belajar dalam bukunya yang berjudul  Educational Psychology,“Learning is shown by change in behavior as result of experience”.(Cronbach, 1954: p. 47). Artinya, belajar  ditunjukkan oleh perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman". (Cronbach, 1954: p. 47)
3.             Howard L. Kingsley: “Learning is the process by which behavior ( in   the broader sense ) is originated or changed through practice or training”. (Kingsley, 1957: 12). Artinya,  belajar adalah proses dimana perilaku (dalam arti luas)   diubah melalui latihan atau pelatihan". (Kingsley, 1957: 12)

 Dari ketiga batasan belajar tersebut dapat di tarik suatu kesimpulan bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman, dan pelatihan. Hal ini sejalan dengan definisi belajar dari Slameto (1988: 2) yang mengemukakan bahwa: “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah prilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu dengan lingkungannya”.  Abdul Hadis ( 2008: 60 )

Apabila kita simak kemudian kita analisa definisi belajar dari para ahli tersebut di atas, nampaknya semua mempunyai pandangan yang tidak jauh berbeda, bahkan nyaris sama bahwa pengertian belajar adalah perubahan prilaku sebagai hasil dari aktifitas belajar yang diperoleh siswa melalui proses pembelajaran di kelas. Indikasi perubahan prilaku tersebut nampak dari siswa yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu, tidak terampil menjadi terampil, dari tidak berminat menjadi berminat dan sebagainya. Dengan demikian peran guru dalam perubahan prilaku siswa terhadap mata  pelajaran  yang diampu juga sangat besar.  Oleh karena itu guru dituntut mampu mengajar secara profesional dengan mata pelajaran yang diampunya itu.  Jelasnya, yaitu guru yang mampu menciptakan kondisi belajar mengajar yang aktif, kreatif, efektif, dan dalam suasana yang menyenangkan.  Suatu  kondisi belajar dimana siswa terlibat sepenuhnya dalam proses pembelajaran baik secara fisik maupun  intelektualnya. Dapat dikatakan kondisi proses pembelajaran di kelas yang efektif, adalah adanya minat dan perhatian siswa dalam belajar. Minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap belajar, sebab dengan minat yang besar itulah  memotivasi siswa untuk belajar lebih keras lagi. Sebaliknya,  tanpa minat yang besar siswa tidak  akan bergairah untuk  mengikuti aktifitas pembelajaran di kelas  yang sudah barang tentu ini akan berakibat pada kualitas hasil belajarnya.  Sebagai contoh,  siswa menaruh minat yang besar pada salah satu instrument musik gamelan kenong, maka tindakan selanjutnya siswa tersebut akan berupaya  untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang cara menabuh instrument musik kenong tersebut, dan lebih jauh lagi siswa tersebut mempelajari lebih banyak lagi tentang musik gamelan.  Minat merupakan suatu sikap yang ada dalam diri setiap individu  yang sifatnya relatif menetap  pada diri seseorang, sedangkan perhatian sifatnya sementara, terkadang muncul dan terkadang pula tenggelam. Sebagai contoh, dalam  proses pembelajaran di kelas,  siswa sedang asyik mendengarkan gurunya  yang sedang menjelaskan bagaimana cara membuat aransemen lagu, tiba-tiba terdengar bunyi letusan yang keras sekali dari luar kelas, maka dalam sekejap buyar dan hilanglah konsentrasi dan perhatian siswa pada apa yang sedang dijelaskan gurunya tentang membuat aransemen lagu.

Partisipasi dan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran di kelas, berkait erat dengan sifat-sifat yang ada pada diri siswa, baik yang bersifat kognitif seperti kecerdasan dan bakat maupun yang bersifat afektif seperti minat, motivasi, dan rasa percaya diri.

Mengingat begitu pentingnya minat siswa dalam belajar,  penulis berupaya untuk mencoba menganalisa beberapa referensi tentang minat belajar. Wiliam James (1890) dalam Uzer Usman (1992 : 24) melihat bahwa minat siswa merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan belajar siswa.  Dengan demikian minat merupakan faktor yang pengaruhnya begitu besar  dalam keterlibatan siswa belajar secara aktif dan kreatif.

Jika  aktivitas siswa dalam belajar menentukan hasil belajar, maka minat belajar yang tinggi pun akan berpengaruh terhadap hasil belajar. Hasil belajar merupakan ketercapaian kompetensi belajar yang dinyatakan dengan nilai, karena itu minat belajar yang tinggi akan diperlihatkan juga dengan nilai mata pelajaran yang memenuhi ketuntasan, bahkan melebihi standar yang ditetapkan atau Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), setidaknya minat belajar yang tinggi akan dinyatakan dengan ketercapaian kompetensi atau kompetensi dasar pada mata pelajaran tersebut.

 Mursell dalam bukunya “Successful Teaching”, Pada hakikatnya setiap anak berminat terhadap belajar, dan guru sendiri hendaknya berusaha membengkitkan minat anak terhadap belajar (Moh. Uzer Usman, 1992 : 25). Dengan demikian  dasar untuk belajar pada setiap siswa sudah ada, tinggal gurunyalah yang berupaya keras untuk membangkitkan minat belajar siswa pada mata pelajaran yang diampunya.

B.                 Kompetensi Dasar: ”Mengembangkan Gagasan Kreatif Mengaransir Lagu Dengan Beragam Teknik, Media, Dan Materi Musik Non Tradisional”

Pendidikan Seni Musik memiliki peran dalam pembentukan pribadi siswa yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan siswa dalam mencapai kecerdasan  musikalitas emosionalnya.  Dalam arti, pendidikan Seni Musik aktifitasnya  lebih fokus pada pengembangkan konsepsi, apresiasi, dan kreasi. Semua ini diperoleh melalui upaya eksplorasi elemen, prinsip, proses, dan teknik berkarya dalam konteks budaya masyarakat yang beragam.

Adapun  ruang  lingkup  materi  pembelajaran  dalam  kompetensi  dasar mengembangkan gagasan kreatif mengaransir lagu dengan beragam teknik, media dan  materi  musik  dan  lagu,  mencakup tangga  nada musik, notasi angka, notasi balok,  dan  membuat  aransemen  lagu  non tradisional.  Dalam konteks  tersebut, penulis  mengambil  obyek penelitian tindakan kelas dengan materi pembelajaran membuat aransemen lagu non tradisional karya mandiri.

1.                  Pengertian aransemen musik / lagu

Dalam   referensi musik, aransemen  atau transkrip merupakan  salah  satu bentuk ciptaan yang berkait dengan penulisan musik. Aransemen berarti susunan, sedangkan transkrip berarti alih tulis. Sebagai contoh, sebuah komposisi musik yang dipersiapkan untuk pertunjukan konser besar dialihtuliskan menjadi komposisi musik  untuk permainan piano saja, atau bisa juga untuk pertunjukan konser kecil.  Selain itu aransemen atau transkripsi bukan hanya permasalahan teknis semata, melainkan juga permasalahan musikalitas yang berkait dengan kejiwaan seseorang. Aransemen atau transkripsi biasanya dipergunakan dalam bidang penelitian musik, dari musik yang didengar kemudian dibuat dalam bentuk  tulisan musik. Dengan aransemen yang disusun sedemikian rupa dalam karya musik atau lagu maka musik  atau lagu tersebut akan menjadi variatif, harmonis,  dan indah serta enak untuk nikmati.  Jelasnya, aransemen adalah karya musik musik tambahan berupa hiasan yang sengaja dibuat komposisinya untuk menambah variasi estetika dari suatu komposisi  yang sudah ada sebelumnya agar lebih indah dan menarik dalam penyajiannya. Ada dua macam cara untuk membuat aransemen musik / lagu:

a.                  Secara tertulis

Aransemen tertulis bisa berupa penulisan tambahan secara lengkap dengan detail-detailnya, atau bisa juga hanya berupa penambahan yang terbatas pada pemakaian lambang akord. Materi yang dipersiapkan dalam membuat aransemen musik / lagu antara lain berupa notasi lagu asli, imaginasi, kreasi, pengetahuan musik, pengetahuan sifat suara manusia, dan pengetahuan instrument musik.
b.                              Secara tidak tertulis
Penambahan-penambahan notasi hiasan pada aransemen tertulis bersifat bebas, pribadi, spontan, temporer, dan sesaat.

2.                  Langkah-langkah membuat aransemen

a.      Langkah persiapan
Sebagaimana ditulis Ario Kartono dkk dalam buku Kreasi Seni Budaya halaman 63,  langkah-langkah sebelum membuat aransemen adalah mengidentifikasi unsur-unsur yang berkait dengan karya musik, antara lain: 

1)      Jenis musik apa yang akan kita buat? Jenis musik, pop, klasik, dangdut, jazz, march, rock,dan lain-lain.
2)      Jenis tempo dan dinamik
3)      Jenis birama dan irama, 2/4, 3/4, 4/4, 6/8 dan lain, irama waltz, keroncong, langgam, seriosa, barat, dan rock.
4)      Jenis tangga nada yang dipergunakan, jenis mayor, minor, atau pentatonic.
5)      Isi dan jiwa lagu, kesan dan pesan yang ingin disampaikan dari lagu atau komposisi yang diperdengarkan.
6)      Unsur-unsur kecil yang lain, seperti legato, staccato, dan fermata.

b.      Materi
 
Materi dalam membuat karya musik, diperoleh dari pengetahuan musik. Adapun pengetahuan musik yang perlu dikuasai dan dipahami adalah:

1)      Notasi musik
Notasi musik adalah sistem penulisan dalam bidang seni musik. Dengan adanya pengetahuan seni musik diharapkam memiliki kemampuan dan keterampilan menguasai notasi musik  baik notasi angka maupun notasi balok sekali gus mampu  membuat aransemen lagu secara benar.

2)      Transkripsi atau transposisi
Transkripsi ialah mengubah notasi angka ke notasi balok atau sebaliknya, sedangkan transposisi adalah pemindahan nada dasar ke nada dasar yang lain. Sebagai contoh, menaikkan nada dasar E ke nada dasar F (naik setengah nada).
3)      Unsur melodi
Unsur melodi terdiri dari empat macam yaitu; tangga nada, interval, abreviatura, dan ornamentasi atau hiasan nada.

4)      Akord
Akord atau gabungan suara adalah susunan nada yang terdiri dari beberapa nada yang diperdengarkan secara bersamaan. Akord tiga nada disebut tri nada sedangkan akord empat nada disebut catur nada. Perlu diketahui bahwa pada intinya akord hanya terdiri dari akord dasar dan akord tambahan. Akord dasar memiliki tingkatan  tingkat akord  I dan V dari susunan tangga nada yang sesuai dengan kunci nada. Contoh, misalnya nada kunci C
Tangga nada kunci  C  =  C –  D – E –  F –  G –  A –  B    C   
Tingkat  akord :               I  -  II – III – IV - V – VI – VII - VIII    
Tangga ke – I              =  C  ( 1,  3,  5 )
Tangga ke – IV           =   F  ( 4,  6,  1 )
Tangga ke – V            =   G  ( 5,  7,  2 )

Dengan demikian, gabungan nada dengan susunan nada berturut-turut adalah :  C, F, G, disebut akord dasar.
Rumusan akord dasar ialah : 

a)        I – III – V
b)       IV – VI – I
c)       V – VII - II 

Adapun akord tambahan adalah akord yang memiliki tingkatan akord selebihnya dari akor dasar.  Sedangkan gabungan nadanya adalah sebagai berikut :

Tingkat II  =  D  (termasuk kelompok akord D lainnya)
Tingkat III =  E  (termasuk kelompok akord E lainnya)
Tingkat VI =  A  (termasuk kelompok akord A lainnya)
Tingkat VII = B  (termasuk kelompok akord B)

Gabungan nada dengan komposisi nada pada D, E, A, dan B dinamakan akord tambahan yang bisa berfungsi pula sebagai pengganti akord dasar.

2.      Bentuk aransemen
Bentuk dan kegunaan aransemen menurut Agastya Rama Listya dapat digolongkan dengan bagan sebagai berikut: ( Ario Kartono, 2007: 65)
 
3.      Struktur aransemen

Struktur aransemen musik meliputi :

a.       Introduksi / intro,
Fungsi dari introduksi atau intro adalah sebagai pengantar ke lagu pokok. Panjang dari intro idealnya adalah 4 sampai 12 birama. Hal ini oleh karena Intro yang terlalu pendek memungkinkan penyanyi belum sempat mengenal suasana lagu, sedangkan intro yang terlalu panjang juga akan membosankan bagi pendengarnya.
 
b.      Lagu pokok,
Dalam penggarapan aransemen, secara proporsional  ciri melodi lagu asli harus tetap dipertahankan, jangan sampai aransemen yang dibuat justru mengaburkan melodi aslinya, prinsip azas kreatifitas seseorang harus tetap dijaga.

c.       Interlude
Interlude merupakan melodi sisipan atau  melodi perantara sebelum masuk ke  bagian lagu pokok. Bersifat lebih bebas dan lebih kreatif dalam pengembangan pola ritme, tonalitas, pemilihan warna suara dan harmoni. Akan tetapi perlu diingat, jangan sampai pada bagian pengembangan ini kreatifitas dan ekspresifitas melodi menjadi berlebihan karena bisa mengakibatkan anti klimaks.

d.      Pengembangan
Dalam struktur  aransemen musik, pengembangan adalah memperluas potensi-potensi kreasi yang telah diupayakan muncul pada bagian interlude. Pengembangan atau perluasan potensi-potensi dilakukan dengan cara merubah tempo, pengulangan, nuansa lagu, dan sebagainya secara proporsional.

e.       Coda
Coda adalah bagian yang ditambahkan pada akhir sebuah aransemen lagu dengan tujuan menghasilkan titik klimaks.

f.       Transportasi / Transpose 
Transportasi atau transpose adalah mengalihkan posisi tangga nada. Contoh, seseorang menyanyikan sebuah lagu dengan nada dasar G terlalu tinggi maka diturunkan ke nada dasar F.  Jadi, yang diganti atau dialihkan tinggi rendah nadanya bukan bentuk ciptaannya. 
Berkait dengan hal tersebut, syarat untuk menjadi seorang arranger, sebagaimana yang dikemukakan Agastya Rama Listya dalam “Aransemen Lagu-Lagu Nasional” adalah sebagai berikut:

1)      Memilih dan menetapkan lagu yang baik.
2)      Mengalisa syair atau melodi lagu.
3)      Menetapkan bentuk aransemen yang dibuat
4)      Menentukan harmoni lagu berdasarkan keinginan penggubah lagu melalui melodi dan lirik lagu.
5)      Mengenal kemampuan teknis, karakter, dan ambitus suara setiap individu dalam kelompok vocal yang membawakan ciptaan aransemen.
6)      Membuat alur melodi yang baik setiap kelompok vocal sehingga terdengar  bernyanyi. (Ario Kartono, 2007: 66)
Adapun secara teknis, untuk membuat aransemen lagu bisa dilakukan dengan notasi angka dan notasi balok. 

C.                Pembelajaran Model Pakem 

PAKEM merupakan salah satu model pembelajaran yang memiliki paradikma baru dalam sistem pengelolaan pendidikan di Indonesia karena sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan pengguna lulusan serta memiliki suasana akademik yang besar dalam penyelenggaraannya. PAKEM  adalah  singkatan dari “Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan”. 
 
1.                  Aktif 

Aktif yang dimaksudkan di sini adalah bahwa proses pembelajaran seni musik yang dilakukan guru di kelas harus dapat menciptakan suasana dimana siswa aktif bertanya, aktif bereksplorasi, dan berani mengemukakan gagasan dan pendapatnya melalui kreatifitas musiknya secara bebas. Dalam konteks ini, belajar music harus merupakan suatu proses aktif dari siswa dalam membangun pengetahuannya, dan bukan sekedar proses pasif yang hanya menerima penjelasan dari guru tentang materi pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pemikiran Vigotsky bahwa ada keterkaitan antara bahasa dan pikiran.  Dengan aktif berbicara, berdiskusi, berkreasi, dan berekspresi untuk  mengemukakan ide serta gagasan pemikirannya, siswa akan lebih dapat mengerti dan memahami konsep materi yang dipelajari. Pemikiran senada juga dikemukakan Katz dan Chard bahwa siswa perlu keterlibatan fisik untuk mencegah mereka dari kelelahan dan kebosanan. Siswa yang lebih banyak duduk diam akan menghambat perkembangan motorik, akademik, dan kreatifitasnya. (Ella Sulhah, 2009: 4). Oleh karena itu, proses pembelajaran seni music harus melibatkan segenap aspek kepribadian siswa yang mencakup pikiran, perasaan, bahasa tubuh, pengetahuan, sikap, dan keyakinan. Berkait dengan hal tersebut, menurut Magnesen dalam Dryden bahwa dalam belajar siswa akan memperoleh 10 % dari apa yang dibaca, 20 % dari apa yang didengar, 30 % dari apa yang dilihat, 50 % dari apa yang dilihat dan didengar, 70 % dari apa yang dikatakan, dan 90 % dari apa yang dikatakan dan dilakukan. (Dryden, 2000: 100)

1.                  Kreatif

            Kreatif artinya memiliki daya cipta, memiliki kemampuan untuk berkreasi. (Silberman, 1996: 9) dalam (Sri Gianti, 2009: 6). Peran aktif siswa dalam proses pembelajaran seni musik sudah barang tentu akan membentuk siswa menjadi kreatif, artinya siswa yang mampu menghasilkan generasi kreatif, yang berguna bagi dirinya juga buat orang lain.  Kreatif di sini juga dimaksudkan agar guru mampu menciptakan berbagai aktifitas belajar seni music yang beragam sehingga memenuhi tingkat kemampuan siswa.  Menurut Semiawan daya kreatif tumbuh dalam diri setiap individu dan merupakan pengalaman yang paling mendalam dan unik bagi seseorang (Syaifurrahman, 2009: 6). Tentunya untuk menumbuhkan daya kreatif dalam pembelajaran seni musik  dibutuhkan suasana yang menggambarkan kemungkinan tumbuh dan berkembangnya daya kreatif tersebut. Suasana belajar yang memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam mengemukakan gagasan dan ide-idenya tanpa harus memiliki perasaan takut disalahkan oleh guru yang bersangkutan. Suasana kondusif dan kreatif seperti itulah yang dimaksud dalam PAKEM.

1.                  Efektif

Terciptanya pembelajaran yang efektif muncul karena pembelajaran yang dilaksanakan dapat menumbuhkan daya kreatif siswa sehingga dapat membekali siswa dengan berbagai kemampuan. Artinya siswa dapat mengembangkan berbagai potensi yang ada dalam dirinya sehingga menghasilkan kemampuan yang beragam.
Pembelajaran yang efektif hanya bisa didapat dengan prilaku atau tindakan  nyata (learning by doing) baik dari guru maupun siswa. Di sinilah peran dari seorang guru, bagaimana Ia mampu membuat scenario pembelajaran di kelas agar proses pembelajaran berjalan sebagaimana tersebut di atas.

1.                  Menyenangkan

Pembelajaran yang menyenangkan adalah suatu kondisi pembelajaran yang didisain sedemikkian rupa oleh guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran di kelas, di mana siswa dan guru berinteraksi secara akrab, sehingga siswa bisa berkonsentrasi penuh dan pusat perhatiannya terfokus pada belajar.  Baerdasar hasil penelitian, tingginya perhatian siswa terbukti dapat meningkatkan hasil belajar. (Purnama,M.pd, 2009: 7)

Berdasar uraian tersebut, dapat dideskripsikan bahwa PAKEM, “Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan” adalah suatu proses pembelajaran di mana siswa terlibat aktif dalam berbagai kegiatan pembelajaran yang dapat mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka melalui berbuat atau mempraktikkan langsung materi pembelajaran. Dalam kata lain, guru turut serta berperan aktif untuk membangkitkan semangat siswa dalam belajar dengan menggunakan berbagai strategi, metode, media, dan model pembelajaran. Jelasnya, guru memberi dorongan semangat dan  motivasi agar siswa menemukan caranya sendiri dalam mengatasi masalahnya, berjiwa mandiri. Berkait  dengan penelitian tindakan kelas yang akan penulis lakukan, maka tak ragu lagi penulis mengambil judul penelitian adalah :

Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas X 6
SMA Negeri 42 Jakarta Pada Pelajaran Seni Musik  Kompetensi Dasar Mengembangkan Gagasan Kreatif Membuat Aransemen Lagu Dengan  Pembelajaran Model PAKEM Tahun Pelajaran  2011 / 2012”



1 komentar:

  1. @ PAKEM merupakan salah satu model pembelajaran yang memiliki paradikma baru dalam sistem pengelolaan pendidikan di Indonesia karena sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan pengguna lulusan serta memiliki suasana akademik yang besar dalam penyelenggaraannya. PAKEM adalah singkatan dari “Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan”.

    BalasHapus