Guru adalah penentu dan pemegang kunci utama untuk membuka pintu perbaikan pendidikan dan pengajaran di sekolah. Dalam hal ini guru harus inovatif, kreatif selalu berupaya menemukan dan menciptakan hal-hal baru dalam cara mengajarnya agar proses pembelajaran di kelas dapat berjalan lebih baik, aktif, kreatif, efektif, inovatif dan dalam suasana menyenangkan.
Minggu, 23 September 2012
SERAT WEDHATAMA "PANGKUR"
Wedhatama adalah; menemukan kehidupan yang sejati, lebih memahami diri sendiri, manunggaling kawula-Gusti, dan mendapat anugrah Tuhan untuk melihat rahasia kegaiban (meminjam istilah Gus Dur; dapat mengintip rahasia langit).
Serat yang berisi ajaran tentang budi pekerti atau akhlak mulia, digubah dalam bentuk tembang agar mudah diingat dan lebih “membumi”. Sebab sebaik apapun ajaran itu tidak akan bermanfaat apa-apa, apabila hanya tersimpan di dalam “menara gadhing” yang megah.
SERAT WEDHATAMA PANGKUR : 1. Mingkar mingkuring angkara,
Akarana karanan mardi siwi,
Sinawung resmining kidung,
Sinuba sinukarta,
Mrih kretarta pakartining ngelmu luhung
Kang tumrap neng tanah Jawa,
Agama ageming aji. (Meredam nafsu angkara dalam diri,
Hendak berkenan mendidik putra-putri
Tersirat dalam indahnya tembang,
dihias penuh variasi,
agar menjiwai hakekat ilmu luhur,
yang berlangsung di tanah Jawa (nusantara)
agama sebagai “pakaian” kehidupan.)
2. Jinejer neng Wedatama
Mrih tan kemba kembenganing pambudi
Mangka nadyan tuwa pikun
Yen tan mikani rasa,
yekti sepi asepa lir sepah, samun,
Samangsane pasamuan
Gonyak ganyuk nglilingsemi.
(Disajikan dalam serat Wedhatama,
agar jangan miskin pengetahuan
walaupun sudah tua pikun
jika tidak memahami rasa sejati (batin)
niscaya kosong tiada berguna
bagai ampas, percuma sia-sia,
di dalam setiap pertemuan
sering bertindak ceroboh memalukan.)
3 Nggugu karsaning priyangga,
Nora nganggo peparah lamun angling,
Lumuh ing ngaran balilu,
Uger guru aleman,
Nanging janma ingkang wus waspadeng semu
Sinamun ing samudana,
Sesadon ingadu manis.
(Mengikuti kemauan sendiri,
Bila berkata tanpa dipertimbangkan (asal bunyi),
Namun tak mau dianggap bodoh,
Selalu berharap dipuji-puji.
(sebaliknya) Ciri orang yang sudah memahami (ilmu sejati) tak bisa ditebak
berwatak rendah hati,
selalu berprasangka baik.) budayaleluhur.blogspot.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Ciri orang yang sudah memahami ilmu sejati berwatak rendah hati, selalu berprasangka baik.)
BalasHapus