BERITAJAKARTA.COM — 27-12-2013 18:48
Arie Budhiman Kadisbudpar DKI |
Pemprov DKI
Jakarta memberikan Anugerah Budaya Tahun 2013 kepada seniman, grup kesenian,
budayawan, pemerhati seni, pemerhati bangunan cagar budaya dan pemilik atau
pengelola bangunan cagar budaya di ibu kota. Penghargaan ini sebagai bentuk
apresiasi Pemprov DKI Jakarta kepada mereka yang masih mau menggeluti seni budaya
yang sudah banyak ditinggalkan oleh beberapa kalangan.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) DKI Jakarta, Arie Budhiman mengatakan, penghargaan ini diberikan untuk mendorong para pelaku seni untuk terus menekuni kesenian yang digelutinya. Sehingga diharapkan, seni budaya di Jakarta akan tetap ada. "Ini mendorong mereka terutama para penerusnya untuk memiliki dedikasi yang tinggi dan terus menekuni apa yang digeluti," ujar Arie di Balaikota, Jumat (27/12).
Penghargaan ini, kata Arie, rutin diberikan setiap dua tahun sekali. Kali ini penghargaan diserahkan langsung Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaya Purnama di Balaikota.
Penjaringan dan seleksi calon penerima penghargaan telah dilaksanakan sejak September 2013. Penghargaan tersebut akan diberikan kepada 6 seniman, 4 kelompok atau lembaga seni budaya, 2 orang budayawan, 2 orang pemerhati seni budaya, dan 2 orang pengelola atau pemilik bangunan cagar budaya.
Keenam seniman tersebut yakni, H. S Sanusi atau Babe Uci (guru besar Perguruan Silat PPS Putra Betawi), Nendra WD (seniman teater/lenong), Muhammad Taufiq (seniman keroncong), Hj Nori (pemain dan pembina topeng Betawi), H Mursyidi (seniman rebana biang), dan Ade Darmawan (seniman seni rupa).
Untuk kategori grup kesenian, penghargaan diberikan kepada Sanggar Galeri Betawi pimpinan Ahmad Sibli, Orkes Keroncong Bandar Jakarta pimpinan H Yoyo Muchtar, Pangker Grup (Topeng Blantek) pimpinan Marhasan dan Sanggar Tari Novi pimpinan Novianti.
Sedeangkan untuk kategori budayawan, penerima penghargaan adalah Prof Dr Yasmine Zaki Shahab dan Abduh Azis. Untuk kategori pemerhati seni, Dr Tuti Tarwiyah dan Hj Emma Agus Bisrie. Kategori pemerhati bangunan cagar budaya, Ella Ubaidi dan Martono Yuwono.
Sedangkan untuk bangunan cagar budaya, pengharaan diberikan kepada, Gedung PLN di Jl M Ridwan Rais No 1, Jakarta Pusat dan rumah tinggal Ibu Satuti Yamin di Jl Diponegoro No 10, Jakarta Pusat.
"Para penerima penghargaan ini sebelumnya telah dinilai oleh tim pengamat yang berasal dari unsur akademisi Jakarta, Dewan Kesenian Jakarta, Badan Kerjasama Kesenian Indonesia Nasional dan Provinsi DKI Jakarta, dan beberapa badan lainnya," tandas Arie.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) DKI Jakarta, Arie Budhiman mengatakan, penghargaan ini diberikan untuk mendorong para pelaku seni untuk terus menekuni kesenian yang digelutinya. Sehingga diharapkan, seni budaya di Jakarta akan tetap ada. "Ini mendorong mereka terutama para penerusnya untuk memiliki dedikasi yang tinggi dan terus menekuni apa yang digeluti," ujar Arie di Balaikota, Jumat (27/12).
Penghargaan ini, kata Arie, rutin diberikan setiap dua tahun sekali. Kali ini penghargaan diserahkan langsung Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaya Purnama di Balaikota.
Penjaringan dan seleksi calon penerima penghargaan telah dilaksanakan sejak September 2013. Penghargaan tersebut akan diberikan kepada 6 seniman, 4 kelompok atau lembaga seni budaya, 2 orang budayawan, 2 orang pemerhati seni budaya, dan 2 orang pengelola atau pemilik bangunan cagar budaya.
Keenam seniman tersebut yakni, H. S Sanusi atau Babe Uci (guru besar Perguruan Silat PPS Putra Betawi), Nendra WD (seniman teater/lenong), Muhammad Taufiq (seniman keroncong), Hj Nori (pemain dan pembina topeng Betawi), H Mursyidi (seniman rebana biang), dan Ade Darmawan (seniman seni rupa).
Untuk kategori grup kesenian, penghargaan diberikan kepada Sanggar Galeri Betawi pimpinan Ahmad Sibli, Orkes Keroncong Bandar Jakarta pimpinan H Yoyo Muchtar, Pangker Grup (Topeng Blantek) pimpinan Marhasan dan Sanggar Tari Novi pimpinan Novianti.
Sedeangkan untuk kategori budayawan, penerima penghargaan adalah Prof Dr Yasmine Zaki Shahab dan Abduh Azis. Untuk kategori pemerhati seni, Dr Tuti Tarwiyah dan Hj Emma Agus Bisrie. Kategori pemerhati bangunan cagar budaya, Ella Ubaidi dan Martono Yuwono.
Sedangkan untuk bangunan cagar budaya, pengharaan diberikan kepada, Gedung PLN di Jl M Ridwan Rais No 1, Jakarta Pusat dan rumah tinggal Ibu Satuti Yamin di Jl Diponegoro No 10, Jakarta Pusat.
"Para penerima penghargaan ini sebelumnya telah dinilai oleh tim pengamat yang berasal dari unsur akademisi Jakarta, Dewan Kesenian Jakarta, Badan Kerjasama Kesenian Indonesia Nasional dan Provinsi DKI Jakarta, dan beberapa badan lainnya," tandas Arie.
Reporter:
erna | Editor: erik
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar