Forum Guru Seni Budaya-Minggu, 18 Oktober
“NASKAH PIDATO UPACARA SENIN, 19 OKTOBER 2015”
Oleh : Drs. Slamet Priyadi
Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera untuk kita semua.
Bismillahirromanirrohim,alhamdulillahirobbilalamin,wassolatu,wassalamu
’alaasrafilambiyaiwalmursali, wa’alaalihiwasohbihi’ajmain, Ammaba’du !
·
Yang
terhormat Kepala SMA Negeri 42 Jakarta, Bapak Sonny Juhersony, M.Pd
·
Yang
terhormat para wakil kepala sekolah beserta staff SMA Negeri 42 Jakarta yang
tak bisa saya sebut namanya satu persatu.
·
Yang
terhormat pula teruntuk rekan-rekan sejawat senasib sepenanggungan, bapak dan
ibu guru SMA Negeri 42 Jakarta.
·
Yang
terhormat pula teruntuk Kepala Tata Usaha bapak Sunardi, M.Sos beserta seluruh jajarannya,
karyawan dan karyawati SMA Negeri 42 Jakarta.
·
Dan, tak
lupa salam penuh kasih dan banyak terimakasih teruntuk seluruh siswa-siswi SMA
Negeri 42 Jakarta, wabil khusus petugas upacara bendera Senin, 19 0ktober 2015 dari
kelas XII MIPA 4 yang sudah melakukan tugasnya, sehingga upacara bendera dapatlah
berjalan dengan baik dan lancar sebagaimana yang kita harapkan.
Anak-anakku,
siswa siswi SMA Negeri 42 Jakarta yang saya banggakan! Mengacu pada pemikiran bahwa guru adalah “Kunci pembuka pintu keberhasilan siswa di
dalam menggapai cita-citanya”, saya
ulangi, “Kunci pembuka pintu keberhasilan
siswa di dalam menggapai cita-citanya”, tentu setiap guru, terlebih bapak
dan ibu guru kalian di dalam menyampaikan materi penbelajaran baik yang berkait
pada domain kognitif, psikomorik maupun domain afektif bisa dipertanggungjawabkan
secara referensional pedagogik karena bapak dan ibu guru kalian di dalam
mendidik dan mengajar, selain berpedoman pada kurikulum, mengacu pula pada metode,
strategi dan pendekatan-pendekatan pembelajaran serta visi dan misi sekolah kita. Dan, semua itu dilakukan semata-mata
bertujuan agar kalian memiliki daya kemampuan, unggul dalam prestasi
IPTEK-IMTAQ, berwawasan lingkungan yang bersih dan sehat, memiliki sikap
aresiatif terdap nilai-nilai budaya bangsa yang kesemuanya itu terkristal dan terangkum
dalam dasar negara kita, PANCASILA.
Akan tetapi,
secanggih apapun cara mengajar guru dengan berbagai pendekatan, metodik,
strategik pembelajaran yang diterapkan dalam menyampaikan materi pelajaran, jika
kalian tidaklah meresponnya secara positif, sama sekali tidak memiliki
keinginan untuk maju, tak mau bersikap disiplin dalam belajar, tak mau mengikuti
pelajaran dengan baik, malas dan menunda-nunda tugas, tak mau mengerjakannya dengan
penuh rasa tanggung jawab, maka semuanya menjadi sia-sia dan tidak bermakna. Oleh karena itu sangatlah diharapkan agar
kalian memiliki sikap, dan berprilaku disiplin. Dalam arti, disiplin dalam
kehadiran, tidak terlambat datang ke sekolah, disiplin dalam memakai seragam
sekolah, disiplin dalam menjaga lingkungan kelas yang bersih, disiplin dalam beraktifitas
belajar, disiplin dalam berlatih, selalu berdoa kepada Tuhan, dan lain-lain sebagaimana
yang saya tulis dalam lirik lagu karya saya “Mars SMA Negeri 42” bait ke dua yang tertulis sebagai berikut:
“Belajar
berlatih dan berdoa
Upaya kami raih cita-cita
Selalu menjaga ketertiban
Disiplin patuh pada peraturan”
Siswa-siswi
SMA Negeri 42 Jakarta yang saya banggakan, mengapa saya lebih menekankan fokus
tematik pidato saya pada aspek sikap dan prilaku disiplin? Karena menurut
pemikiran saya, sikap dan prilaku disiplin merupakan langkah cerdas, tepat dan
akurat untuk menggapai keberhasilan dalam meraih cita-cita. Pendek kata, “Tiada keberhasilan tanpa
kedisiplinan”. Sikap dan prilaku disiplin sebagai langkah yang tepat
untuk meraih keberhasilan, hal itu bukan
saja hanya dilakukan oleh manusia, melainkan juga oleh khewan yang notabene
makhluk tak berakal. Sebagai contoh ilustrasi
kajian, marilah kita amati prilaku disiplin yang dilakukan oleh khewan dalam
upaya meraih keinginannya agar berhasil:
1.
U L A T,
Khewan kecil dengan bentuk fisik yang menjijikkan, kebanyakan manusiapun sangat
membencinya, jijik melihatnya bahkan menginjak dan membunuhnya jika berada di
dekatnya. Namun ulat justru mampu merubah kebencian manusia menjadi cinta dan
suka terhadap dirinya karena sang ulat ini berupaya melakukan sikap dan berprilaku
disiplin sehingga bisa merubah dirinya menjadi kepompong, beberapa waktu kemudian
tumbuhlah di tubuhnya dua sayap yang beraneka warna indah rupanya serta mampu
terbang melayang-layang mengitari taman yang ditumbuhi pohon-pohon dengan bunga-bunga
yang harum semerbak baunya.
2.
U L A R Jenis khewan melata yang tubuhnya jauh lebih
besar dari ulat.
Suatu
ketika seekor ular sanca yang sudah tua renta, kulitnya pun sudah keriput tak
ada lagi ular betina yag mau mendekat. Maka ular sanca ini bertekat bulat, berupaya
keras untuk merubah tubuhnya menjadi muda lagi.
Maka sang ular sanca ini pun melakukan prilaku disiplin dengan bertapa,
berpuasa disarangnya. Dalam waktu yang ditentukan maka mulai berubahlah bentuk
fisik ular sanca tua renta itu menjadi ular muda. Kulit tuanya mengelupas dari
tubuhnya berganti kulit baru berwarna hitam bercahaya kemilauan. Dan sang ular betina pun
terpesona pada penampilan sang ular pejantan tua yang kini nampak muda dan
gagah perkasa.
Nah,
anak-anakku siswa-siswi SMA Negeri 42, kesimpulan yang bisa kita peroleh adalah
bahwa keberhasilan dalam menggapai cita-cita hanyalah bisa diraih dan dicapai
dengan sikap prilaku disiplin, giat belajar, penuh semangat, tegar, pantang
menyerah, tidak lekas putus asa. Hal inilah yang menginspirasi saya untuk
membuat lagu, “GAPAILAH CITA-CITAMU” sebagai media pembelajaran dalam rangka
memotivasi siswa agar giat dan penuh semangat dalam belajar. Sekarang saya bacakan lirik lagu tersebut
hanya pada lirik refreinnya saja :
“Terbanglah tinggi memetik bintang
Belajar keras raih prestasi
Kepakkan sayapmu seluas dunia
Menggapai cita-cita mulia
Bulatkan tekadmu, tegarkan sikapmu
Dalam menggapai cita-cita”
Demikianlah
paparan pidato saya, lebih kurangnya saya mohon maaf. Wabilahi taufik
walhidayah, wassalamu’alakum warahmatullahi wabarakatu!
Jakarta, 17 Oktober 2015 – 09:45
Drs. Slamet Priyadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar