Sejarah the beatles
THE BEATLE |
Memasuki tahun 1965, kehidupan The Beatles mulai diwarnai dengan
kontroversi. Pada bulan April, The Beatles mulai berkenalan dengan LSD,
yang diberikan oleh oleh dokter gigi Lennon dan Harrison. Pada bulan
Juni, Ratu Elizabeth II menunjuk mereka menjadi Anggota Kerajaan Inggris
(MBR), yang ditentang oleh beberapa anggota lain yang konservatif,
karena kebiasaan penghargaan itu diberikan kepada militer ataupun
pemimpin sipil.
Ditahun yang sama, The Beatles kembali menggarap film ke dua. Bertajuk
“Help!”, film ini kembali di sutradarai oleh Richard Lester, yang
kemudian dirilis pada bulan July 1964. Beberapa review mengatakan bahwa
film ini sangat buruk dibandingkan dengan film sebelumnya, namun walau
demikian film ini tetap mendapat kesuksesan komersil di pasaran. Materi
soundtrack di album “Help!” hanya diisi oleh dua lagu cover. Di album
ini, Harrison mulai menampilkan dirinya sebagai pencipta, ada dua lagu
yang ia ciptakan untuk album ini. “Help!” juga menunjukkan perubahan
pada diri The Beatles. Perubahan vocal Lennon dipengaruhi oleh Bob Dylan
dan gaya musisi folk Amerika lain. Selain itu, album ke lima ini berisi
sebuah lagu balada terkenal sepanjang masa yaitu “Yesterday“ yang
diciptakan oleh McCartney. Adalah suatu tahapan baru ketika mereka mulai
memasukkan unsur orkestra pada lagu ini.
The Beatles kemudian melakukan kunjungan ke US untuk yang ketiga kalinya
pada Agustus 1965. Konser terbesar pada kunjungan ini adalah di New
York’s Shea Stadium yang dihadiri sekitar 55.600 orang fans. Kemudian
The Beatles melanjutkan 9 konser sukses lainnya di berbagai kota di
Amerika. Di akhir kunjungan, The Beatles akhirnya bertemu dengan idola
mereka yang menjadi pondasi musik mereka, Elvis Persley. Mereka kemudian
mengobrolkan banyak hal dan melakukan jam session.
Album berikutnya, “Rubber Soul” dirilis pada bulan Desember 1965. Album
ini mendapat banyak pujian karena menampilkan kedewasaan bermusik
mereka. Banyak sekali peningkatan kualitas baik dari materi komposisi,
lirik, dan berbagai sound yang dipakai. Pada Norwegian Wood (The Bird
has Flown), merakai mulai memasukkan unsur sound tradisional seperti
sitar, yang menjadi momentum dalam merombak unsur sound pada genre rock
standar. Beberapa komposisi menandai mereka sudah memasuki ranah baru
dalam bermusik seperti folk rock. Lirik The Beatles mulai mencerminkan
perasaan terdalam mereka, yang kemudian disambut dengan banyak
interpretasi berbeda tentang cerita dalam lagu-lagu mereka. Album ini
menandai perubahan signifikan pada musik The Beatles yang kemudian
tercermin di album-album berikutnya.
MENJADI BAND STUDIO
Di bulan Juni 1966, Capitol Records merilis sebuah album kompilasi The
Beatles untuk pasar US. Album bertajuk “Yesterday and Today” itu menuai
kontroversi dimana foto kulit album menampilkan personil The Beatles
berpakaian ala tukang potong daging sedang tersenyum menyeringai
dikelilingi potongan daging dan boneka bayi. Menurut The Beatles sendiri
gambar itu adalah sebuah lelucon satri untuk Capitol Records dimana
mereka mengartikan kompilasi berarti ‘memotong-motong’ lagu dari album
mereka terdahulu. Tak lama kemudian album tersebut berganti kulit album.
Kini album dengan gambar tukang potong daging tersebut menjadi koleksi
langka yang tentunya para kolektor berani membayarnya dengan harga
mahal.
Tak lama setelah kontroversi cover, The Beatles kembali menjadi
sorotan publik saat tour dunia mereka ke Filipina. Saat itu ibu negara
Filipina, Imelda Marcos, mengundang The Beatles untuk sarapan bersama.
Epstein menolak tawaran tersebut dengan sopan. Namun penolakan tersebut
dianggap hinaan bagi rejim Marcos. Terjadilah kericuhan yang
membahayakan mereka, walau akhirnya mereka dapat lolos keluar dari
negeri itu dengan berbagai kesulitan.
Tak lama sekembalinya mereka, lagi-lagi sebuah kisah kontroversi
terjadi. Kelompok agama dan sosial yang konservatif di US mengkritik
mereka akibat komentar Lennon saat diwawancarai reporter Inggris Maureen
Cleave mengatakan bahwa Kristiani sedang sekarat dan The Beatles lebih
populer daripada Yesus. Berita ini kemudian muncul di majalah remaja US
Datebook. The Beatles kemudian dilarang di bebereapa tempat. Afrika
Selatan bahkan melarang pemutaran lagu The Beatles hingga akhirnya
diizinkan kembali di tahun 1971. Epstein balas mengkritik Datebook
dengan menyatakan bahwa tulisan mereka tidak sesuai dengan konteks
wawancara saat itu. Lennon menyatakan bahwa saat itu ia menunjuk
bagaimana orang-orang begitu mengelu-elukan mereka, sama seperti
orang-orang menyukai televisi, dan dalam hal ini, seperti hal nya
Televisi, The Beatles lebih populer dari Yesus. Pada akhirnya, Lennon
pun meminta maaf kepada publik.
Terlepas dari kontroversi yang berkelanjutan tersebut, The Beatles
kembali merilis sebuah album fenomenal lain pada bulan Agustus 1966.
Album berjudul “Revolver” kembali mendapat pujian dari berbagai media.
Salah satu komentar bahwa di album ini The Beatles kembali mengalami
peningkatan kualitas dari album sebelumnya. The Beatles kembali dipuji
atas berbagai eksperimen sound dan inovasi original pada materi
lagu-lagu mereka. Perhatikan lagu “Tomorrow never knows “ yang berisi
berbagai sound-sound yang terdengar aneh namun begitu menyatu dengan
tema lagu mereka. Simak pula megahnya orkestrasi di lagu Eleanor Rigby
yang begitu mendukung cerita satir lagu itu. Album ini juga dianggap
sebagai salah satu momentum yang memperkuat perubahan musik mereka ke
arah folk rock.
The Beatles mengambil sebuah keputusan brilian yang sangat mempengaruhi
peningkatan kualitas berkali-kali lipat pada album mereka selanjutnya.
Mereka memutuskan untuk tidak lagi melakukan tour, dengan kompensasi
mereka memfokuskan diri pada rekaman studio. Berbagai hal mendasari
keputusan ini, dari bosan melakukan konser, tidak dapat mendengarkan
sound mereka disaat konser karena selalu tertutup dengan teriakan fans,
hingga berbagai kasus kontroversi yang menerpa mereka. Konser komersil
terakhir The Beatles terjadi di Candlestick San Franssisco pada 26
Agustus 1966.
Berbagai spekulasi dikeluarkan oleh media terkait keputusan tersebut.
Segala opini dijawab The Beatles dengan keluarnya single “Penny Lane/
Strawberry Fields Forever” di bulan Februari 1967. Single tersebut
dinyatakan sebagai single yang paling berkualitas dari single-single
terdahulu. Dua lagu tersebut menandai era baru musik The Beatles.
Tak lama setelahnya, tepatnya pada bulan Juni 1967, keluarlah jawaban
The Beatles atas keputusan brilian mereka untuk fokus pada rekaman.
Album bertajuk “Sgt. Pepper Lonely Heart Club Band’ yang begitu
fenomenal menandai puncak kualitas bermusik The Beatles. Majalah Rolling
Stones menempatkan album Sgt. Pepper di urutan pertama di edisi 500
Greatest Albums of All Time. Album yang sangat konseptual ini menandai
revolusi baru dalam sejarah musik rock yang dahulu ditandai oleh
fenomena Elvis Perseley pada tahun 1956, dan fenomena Beatlemania tahun
1963.
Materi album Sgt. Pepper dipenuhi dengan berbagai eksperimen inovatif
yang menandai begitu kompleks nya musik The Beatles. The Beatles kembali
melakukan perombakan besar-besaran pada standar musik yang pernah ada,
sehingga membuka berbagai inovasi lain yang dapat dilakukan orang-orang
dalam bermusik. Semua lagu dalam album ini adalah masterpiece. Simaklah
lagu memorial Lennon “A Day in the Life” yang berisi beragam sampling
suara. Lirik lagu mereka semakin dalam dan puitis dengan aneka ragam
tema cerita. Orang-orang pun mulai mempelajari lirik lagu mereka
layaknya sebuah karya sastra yang membuka banyak interpretasi. “Lucy In
The Sky With Diamonds” adalah lagu dengan lirik yang mengundang beragam
interpretasi. Berbagai dugaan mengkaitkan lagu tersebut dipengaruhi
narkotika, sesuai dengan judulnya yang bila disingkat akan menghasilkan
“LSD”, salah satu produk narkotika yang kerap dikonsumsi para Beatle.
Tak hanya di materi lagu, desain kulit album dan penampilan personil The
Beatles juga mengalami perubahan yang menandai kedewasaan mereka.
Secara umum, berbagai hal, bahkan hal yang begitu detail, dalam album
ini mendapat sorotan dan pujian.
Pada25 Juni, The Beatles kembali mengeluarkan single barunya, “All You
Need is Love” yang menjadi lagu kebangsaan gerakan generasi bunga saat
itu. Single tersebut disiarkan secara global pada Our World
(International TV Special), sebuah tv jaringan pertama. Beberapa bulan
kemudan, mereka pergi kepada Maharishi Mahesh Yogi di Bangor untuk
melakukan meditasi transen karena mereka merasa kondisi psikologis
mereka kurang baik saat itu. Ditengah proses, datanglah sebuah kabar
yang sangat buruk. Manajer mereka Brian Epstein ditemukan tidak bernyawa
akibat overdosis. Emosi Epstein yang rapuh saat itu dipengaruhi oleh
berbagai hal seperti misalnya ketakutannya The Beatles tidak akan
memperpanjang kontrak dengannya dan berbagai masalah bisnis lainnya.
Kematian Epstein jugalah yang dipercaya membuat The Beatles kehilangan
kendali seorang pemimpin, yang kemudian membuat mereka tak kuasa meredam
konflik antar personil.
Kematian Epstein sangat memukul hati mereka. Walau dalam keadaan
tertekan, mereka tetap memproduksi proyek film berikutnya. Film berjudul
“Magical Mistery Tour” yang mereka sutradarai sendiri, yang kemudian
diputar pada menjelang Natal Desember 1967. Berbeda dengan film nya yang
mendapat banyak kritikan pedas, soundtrack film ini mendapat tanggapan
positif karena kualitasnya yang sebanding dengan album sebelumnya. Di
Inggris, soundtrack ini dirilis sebagai EP berisikan 6 lagu yang dirilis
awal Desember. Sedangkan di Amerika, soundtrack ini dirilis sebagai LP
ditambah 5 lagu dari single-single mereka sebelumnya. Sebulan kemudian
yaitu Januari 1968, The Beatles tampil sebagai cameo di produksi film
animasi “Yellow Submarine”. Film ini kemudian dirilis pada bulan Juni
1968. Soundtrack-nya sendiri dirilis 7 bulan berikutnya.
Masih dalam keadaan penuh tekanan, The Beatles kembali ke Maharishi
untuk melanjutkan meditasi-nya. Namun proses tersebut tidak bertahan
lama, satu persatu mereka kembali. Harrison yang paling lama tinggal
disana. Lennon sendiri meninggalkan Maharishi karena dia mendapat kabar
bahwa Maharishi bermaksud me manipulasi band mereka, dan Lennon
mengetahui Maharishi melakukan pelecehan sexual kepada muridnya. Namun
dalam proses tersebut, The Beatles banyak mendapat inspirasi lagu untuk
album berikutnya.
Sekembalinya The Beatles dari meditasi, mereka menggarap proyek album
yang kemudian dirilis sebagai double album. Album yang dikenal sebagai
“White Album” itu mempunyai sampul cover yang sederhana, secara umum
berwarna putih, yang didedikasikan untuk Epstein. Album ini adalah album
pertama yang dirilis di label Apple Records, label yang dibentuk The
Beatles untuk mewujudkan impian Epstein. Dari proses rekaman album ini
mulai terlihat perpecahan dalam diri The Beatles. Ketidak disiplinan
Starr yang sering meninggalkan proses produksi. Lennon yang saat itu
tengah berpacaran dengan Yoko Ono, seorang artis avant-garde dari
Jepang, yang mana ia selalu membawa Ono ke studio ditentang oleh anggota
Beatles lainnya, karena dianggap memecah konsentrasi. Lennon sendiri
mulai mengkritik McCartney dengan mengatakan beberapa lagunya sperto
Ob-La-Di, Ob-La-Da terdengar seperti musik tua. Album ini kemudian
dirilis pada bulan November 1968 dan mendapat kritikan yang beragam.
Beberapa menganggap kualitas album ini tidak sebanding dengan dua album
sebelumnya. Di album ini, Lennon dan McCartney tidak menunjukkan
peningkatan kualitas di lagu-lagu mereka, namun tidak demikian dengan
Harrison yang mendapat banyak pujian atas beberapa lagu nya. Di album
ini, musik The Beatles tidak nampak menyatu sebagai band seperti musik
mereka di album terdahulu, namun lebih menonjolkan karakter
masing-masing personil.
Di awal 1969, soundtrack “Yellow Submarine” dirilis. Album ini berisi 4
track lagu baru, beberapa lagu dari single terdahulu, serta 7 lagu
instrumental komposisi George Martin. Di album ini, Harrison kembali
mendapat pujian untuk komposisi “It’s All Too Much” dan “Only A Northern
Song” yang semakin mengukuhkan diri nya sebagai pencipta lagu
berkualitas.
DUA ALBUM TERAKHIR… DAN BERAKHIRLAH SUDAH
Dua album terakhir dirilis The Beatles dirilis akhir Tahun 1965 dan
pertengahan 1970, yaitu “Abbey Road” dan “Let It Be”. Walaupun “Let It
Be” adalah album terakhir yang dirilis The Beatles, namun materinya
direkam sebelum “Abbey Road”. Pada awalnya The Beatles memang akan
merilis “Let It Be”, namun karena tidak menyukai hasil rekamannya,
mereka memutuskan menunda album tersebut. Pada awalnya, judul album ini
bukanlah “Let It Be”, melainkan “Get Back”. Ide konsep album ini berawal
dari McCartney yang ingin kembali membuat album live. Ia merasa The
Beatles terlalu berfokus pada studio dan berbagai eksperimen musik
sehingga mengurangi sense mereka sebagai sebuah band. Saat itu hubungan
antar anggota sedang buruk-buruknya. Perseteruan tampak diantara duo
komponis utama Lennon-McCartney. Harrison pergi selama satu minggu, dan
sekembalinya dia membawa seorang teman Billy Preston yang nantinya
mengisi keyeboard pada lagu “Get Back”. Pilihan lokasi konser cenderung
kontroversial yaitu di atap gedung Apple Corps, 3 Savile Row, London.
Akhirnya mereka mengadakan konser terakhir tersebut pada tanggal 30
January 1969. Konser tersebut membuat penonton ramai baik yang memenuhi
jalanan sekitar Apple Corps, maupun penonton yang menaiki atap gedung
lain terdekat, demi melihat idola mereka. Konser tersebut berakhir
setelah polisi menghentikan mereka karena suara nya yang mengganggu.
Beberapa materi lainnya direkam di studio Abbey Road EMI.
Beberapa waktu setelah rekaman tersebut kembali terjadi perseteruan
diantara personil The Beatles. Kali ini masalah bisnis, yaitu pemilihan
manajer. Lennon, Harrison, dan Starr memilih Allen Klien, seorang
bisnisman yang telah membawa kontrak band The Rolling Stones dan band UK
lainny selama British Invasion. McCartney sendirian lebih memilih John
Eastman, saudara istrinya Linda Eastman. Tidak adanya kesepakatan
membuat keduanya dipilih menjalankan bisnis The Beatles.
Proses rekaman “Let It Be” yang penuh perseteruan membuat George Martin
pesimis akan kelanjutan The Beatles. Ia menganggap proses “Let It Be”
adalah yang terakhir untuk mereka semua. Ia terkejut ketika McCartney
menghubunginya untuk kembali memproduksi album. Tanpa membuang waktu,
mereka pun kembali masuk studio rekaman. Proses rekaman “Abbey Road”
dimulai pada akhir Februari. Martin memberi ide konsep album dimana
materi lagu per lagu diputar sambung menyambung (medley). Lennon menolak
ide tersebut dan menawarkan bahwa lagu miliknya dan lagu milik
McCartney dipisah di dua sisi (side). Akhirnya konsep kompromis album
tersebut adalah satu sisi memuat lagu-lagu ciptaan personal, sisi
lainnya memakai konsep medley, yang kemudian dikenal sebagai “Abbey Road
Medley”. Pada saat proses rekaman, Lennon merilis single solo, diluar
The Beatles, berjudul “Give Peace a Chance”, bersama Plastic Ono Band.
Semementara rekaman “Abbey Road” diakhiri dengan lagu “I Want You (She’s
So Heavy)” pada 20 Agustus 1969, yang adalah saat terakhir keempat
Beatles bersama di dalam studio. Lennon memutuskan keluar dari band pada
20 September, tapi mereka tidak mempublikasikannya sampai berbagai hal
menyangkut perjanjian kerjasama diselesaikan. “Abbey Road” terjual 4
juta copy dalam 2 bulan. Album ini menampilkan masterpice dari Harrison
yaitu “Something”, dimana harmony dan melody dalam lagu itu mendapat
banyak pujian. Secara umum, album ini mendapat pujian positif.
Kembali ke proses rekaman panjang “Let It Be” yang akhirnya selesai pada
January 1970 saat merekam lagu Harrison “I Me Mine”. Materi album
kemudian di berikan kepada Phil Spector untuk di final kan. Spector
adalah seorang produser dari US yang pada waktu itu juga memproduseri
single Lennon, “Instant Karma”. Spector memasukkan komposisi orkestranya
dalam lagu McCartney “The Long and Winding Road”. McCartney tidak
menyukai hasil dari Spector, namun terlambat untuk merivisi karena “Let
It Be” telah terlanjur rilis pada 8 Mei 1970. Film dokumenter “Let It
Be” dirilis tak lama setelahnya. Album terkahir The Beatles ini adalah
album yang paling banyak mendapat kritikan negatif dari media.
McCartney akhirnya memutuskan keluar dari The Beatles dan mengumumkannya
tanggal 10 April 1970. Pengumuman ini ia nyatakan dalam pers released
untuk album solo nya. Konflik berlanjut saat rilis debut album solo
McCartney yang berbarengan dengan “Let It Be”. Personel meminta
McCartney untuk menuda rilis albumnya, namun ia menolak karena
kekecewaannya pada hasil Spektor pada lagu “The Long and Winding Road”
ciptaannya. Setelah itu… The Beatles akhirnya bubar.
LALU SETELAH ITU…
Setelah bubar, para mantan personel The Beatles tetap bermusik dengan
proyek pribadi masing-masing. Terkadang satu personel ikut terlibat
dalam proyek personel lain. Dalam proyek-proyek pribadi mereka, terlihat
berbagai karakter bermusik asli masing-masing personel. Lennon sebagai
musisi dengan berbagai lagu rock dan balada berlirikkan propaganda damai
dan anti perang. McCartney dengan Pop manisnya. Harrison dengan lagu
“kebatinan” yang selalu dibalut influens musik India. Starr dengan rock
easy listening-nya. Dari semuanya, Lennon lah yang paling produktif
menghasilkan lagu legendaris seperti “Imagine”, “Give Peace a Chance”,
“Mother”, dan lain-lain. McCartney mengalami puncak jaya paska The
Beatles saat ia mendirikan band Wings, walau sebenarnya tidak menyamai
prestasi Lennon. Ada berbagai rumor beredar mengenai reuni The Beatles.
Rumor itu akhirnya terpatahkan dengan kabar duka tertembak mati-nya John
Lennon pada 8 Desember 1980 di New York. Lennon dibunuh oleh fans nya
bernama Mark David Chapman. Pada 29 November 2001, kabar duka kembali
terdengar, George Harrison menyusul Lennon. Kematiannya disebabkan
kanker paru-paru.
Karya The Beatles terus di gandakan, diedit ulang, di kumpulkan, diolah
kembali, dan ditemukan. Tiga personel The Beatles McCartney, Harrison,
dan Starr, di tahun 1994 sempat bereuni dalam menjalankan proyek
“Anthology”. Saat itu Lennon diwakili oleh mantan istrinya Yoko Ono.
Proyek “Anthology” adalah beberapa dokumentasi baik saat mereka rekaman
maupun latihan, lagu-lagu yang belum pernah dirilis, maupun berbagai
percakapan terkait mereka tergabung dalam sebuah band paling fenomenal
sepanjang sejarah, The Beatles.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar