31 Desember 2012 | 00:45 wib
PARADE
BUDAYA: Sejumlah siswi SMK penampilan batik
saat mengikuti parade budaya memeringati Hari Jadi ke-77 Kebumen, Minggu
(30/12). (suaramerdeka.com/Supriyanto)
|
KEBUMEN, suaramerdeka.com - Ribuan warga tumpah ruah di sepanjang jalan protokol kota
di
Kabupaten Kebumen, Minggu (30/12). Mereka dengan antusias menyaksikan
semaraknya parade budaya dalam rangka peringatan Hari Jadi Ke-77 Kebumen.
Dari pengamatan Suara Merdeka,
parade budaya tahun ini cukup berfariasi. Sayangnya Bupati Kebumen H Buyar
Winarso SE Wakil Bupati Djuwarni AMd Pd serta anggota forum komunikasi pimpinan
daerah (Forkominda) tidak turut dalam barisan pawai. Meskipun demikian hal itu
tidak mengurangi meriahnya parade budaya.
Ratusan peserta mengikuti pawai
mulai dari satuan kerja di jajaran Pemkab Kebumen, lembaga pendidikan, hingga
kelompok kesenian, dan komunitas. Setiap kontingan mengetengahkan kreatifitas
masing-masing.
Parade batik yang diperagakan para
siswi SMK membuka parade budaya. Sayang, batik yang dikenakan para siswi
pilihan tersebut bukan batik khas kebumen melainkan batik bermotif Yogya dan
Surakarta.
Yang memberikan kejutan, penampilan
peserta Sekretariat Daerah (Setda) yang menampilkan pakaian adat nusantara.
Para pejabat hingga staf tampak berbeda dari biasanya. Jika sehari-hari mereka
memakai seragam dinas, kali ini mereka berdandan total mengenakan pakaian adat
dari berbagai suku di Indonesia.
Sementara itu, kontingen seni dan
budaya Kodim 0709 Kebumen menampilkan kisah sejarah "Kraton Panjer"
pada masa Sultan Agung Mataram berada di Panjer di bawah pimpinan Senopati Ki
Badranala. Pada saat itu Panjer menjadi gudang logistik saat pasukan Sultan
Agung berhasil memporakporandakan VOC di Benteng Solitude Batavia (kini Masjid
Istiqlal Jakarta).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar