Forum Guru Seni Budaya - Jumat, 11 April 2014 - 09:14 WIB
Doa Memulai Belajar :
Om Agne
naya supatha raye asman visvani deva vayunani vidvan, yuyodhyasmaj juhuranam
eno bhuyistam te namauktim vidhema.
(Rg Veda I.189.1)
artinya
Ya Hyang
Widhi (Hyang Agni), tunjukkanlah kepada kami jalan yang benar untuk mencapai
kesejahteraan; Hyang Widhi yang mengetahui semua kewajiban, lenyapkanlah dosa
kami yang menyengsarakan kami. kami memuja Engkau.
Satu
lagi keistimewaan sang Ibu
Sarasvati yang dapat kita temukan dalam figurnya adalah mengenai
korelasinya dengan teori kecerdasan ganda. Teori ini dikemukakan pada 1999 oleh
Howard Gardner, seorang
psikolog kelahiran Amerika Serikat yang banyak bergelut di bidang intelegensi.
Ia menyatakan bahwa setiap individu memiliki keunikan, dan sedikitnya terdapat
tujuh macam kecerdasan dalam seorang individu. Kecerdasan yang beraneka ragam
itu pasti ada dalam setiap individu dan membedakannya dengan individu lain, dan
oleh sebab itu tidak ada individu yang bodoh, semua berpotensi untuk menjadi
cerdas dengan meningkatkan kecenderungan kecerdasannya itu. Seorang individu
bisa saja pintar dalam matematika, tetapi kurang dalam musik, demikian pula
sebaliknya, seorang individu sangat pandai mengutarakan pendapatnya secara
lisan, sementara yang lain lebih baik dengan jalan tertulis. Hal itulah yang
disebutnya sebagai Teori Kecerdasan Ganda “Multiple Intelligence”.Gardner
menyimpulkan bahwa terdapat sedikitnya tujuh jenis kecerdasan pada seseorang.
Ia mengategorikan ketujuh kecerdasan tersebut menjadi tiga. Dua yang pertama
adalah yang biasa dinilai di sekolah-sekolah; tiga jenis lagi biasanya
dikaitkan dengan seni; dan dua jenis terakhir disebutnya sebagai “kecerdasan
personal” (Gardner dalam mark K. Smith. 2002). Ketujuh jenis kecerdasan
tersebut adalah sebagai berikut.
1. Kecerdasan Linguistik (bahasa)
Adalah kecerdasan untuk membaca, menulis, dan berkomunikasi dengan kata-kata
atau bahasa. Penulis, penyair, orator, dan debator adalah contoh orang yang
memiliki kecakapan linguistik.
2.
Kecerdasan Logis-Matematis
Adalah kecerdasan untuk berpikir (bernalar), berhitung, serta bepikir
logis-matematis. Kecerdasan ini terutama terdapat pada matamatikawan, insinyur,
akuntan, dan detektif.
3. Kecerdasan Visual-Spasial
Adalah kemampuan untuk berpikir menggunakan gambar. Orang dengan kecerdasan
visual-spasial tinggi dapat menentukan arah dengan tepat dan tidak mudah
tersesat. Pelaut, pelukis, fotografer, dan arsitek memiliki kemampuan ini.
4. Kecerdasan Musikal
Adalah kemampuan menggubah atau mencipta musik, memahami nada-nada, dan dapat
menyanyi dengan baik.
5. Kecerdasan Kinestetik-Tubuh
Adalah kemampuan untuk mengolah tubuh dengan baik untuk memecahkan masalah,
meluapkan emosi, atau menciptakan sesuatu. Ahli bedah, aktor, dan olahragawan
adalah orang-orang yang memiliki kemampuan kinestetis.
6. Kecerdasan Interpersonal
Adalah kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain. Orang dengan kecerdasan
interpersonal memiliki empati yang tinggi dan mudah berteman dengan orang lain.
Orang-orang yang memiliki kemampuan interpersonal adalah doplomat, wartawan,
politisi, dan pemuka agama.
7. Kecerdasan Intrapersonal
Adalah kemampuan untuk menganalisis diri sendiri. Orang dengan kecerdasan
intrapersonal memiliki intuisi yang tinggi dan memiliki kata hati yang tajam
serta mampu merenungi diri sendiri. Kemampuan ini biasanya dimiliki oleh
filosof, guru spiritual, dan pembimbing.
Gardner menambahkan jenis kecerdasan baru yaitu kecerdasan naturalis yang mana
adalah kemampuan untuk berkorelasi dengan alam dan menjadi selaras dengannya.
Kemampuan ini dimiliki oleh ahli biologi dan pecinta
alam.
Setiap orang yang normal memiliki derajat setiap jenis kecerdasan yang
bervariasi (Colin Rose dan Malcom J. Nichols, 2002 : 61). Akan tetapi, seluruh
jenis kecerdasan tersebut berbaur dan menyatu dalam proses kehidupan seorang
individu. Ada satu atau beberapa jenis kecerdasan yang lebih menonjol pada
masing-masing individu dan dengan kecerdasan tersebutlah seharusnya ia belajar.
Barangkali konsep tiada seorang pun yang bodoh ini telah dikenal sejak zaman
dahulu dengan figur-figur Sarasvati sebagai ibu yang menarik bagi siapa
pun. Kembali kita harus melihat secara lebih cermat dan dalam terhadap
figur-figur Sarasvati, — mengapa Ia dinyatakan mewakili seluruh kecedasan dalam
teori ini.
Pertama, kecerdasan linguistik. Kecerdasan linguistik dinyatakan dengan
atribut lontar. Lontar telah dinyatakan berkali-kali sebagai media
menulis. Menulis tidak semudah berbicara. Menulis memerlukan kerangka
berpikir yang terstruktur, baik dari umum ke khusus atau sebaliknya. Dalam
menulis diperlukan kemampuan berbahasa yang praktis, sistematis, lugas, dan
tepat makna. Dengan kata lain, menulis memerlukan suatu keterampilan khusus.
Untuk itu atribut lontar sebagai media tulis mewakili kemampuan
linguistik seseorang. Kedua, kecerdasan logis-matematis dinyatakan
dengan atribut japamala. Japamala memiliki 108 butir yang jika digunakan
dalam meditasi atau japa dihitung berturut-turut dengan tangan.
Hal
ini mengasosiasikan kemampuan berhitung dan berpikir (bernalar) secara cermat
sebagai ciri khas orang berkecerdasan logis-matematis. Kecerdasan ketiga
yaitu kecerdasan visual-spasial, yaitu kemampuan untuk mengenali arah
dengan baik. Dalam figur Sarasvati terdapat bunga teratai
atau bisa juga lotus sebagai alas duduk Beliau. Teratai atau lotus juga
terkadang dipegang di salah satu tangan. Teratai memiliki daun bunga yang
mengembang ke segala arah. Dalam literatur Hindu, dikenal adanya Padmastadala
atau lotus berdaun bunga delapan sebagai lambang Devata Navasangga. Devata
Navasangga adalah penjaga kedelapan penjuru mata angin, termasuk Siva di
tengah-tengah. Selain itu, bentuk teratai yang bundar dengan banyak helai
mahkota bunga melambangkan kesimetrisan dan kekompleksan bentuk. Jadi, atribut
teratai tersebut melambangkan arah dan juga bentuk yang rumit, simetris, dan
kompleks, di mana jika dikaitkan dengan ketujuh kecerdasan akan mewakili
kecerdasan visual-spasial. Keempat adalah kecerdasan musikal, atau
kemampuan untuk mengenali, menyanyikan, dan menggubah musik. Dalam hal
kecerdasan ini, atribut vina adalah alat yang sangat tepat mewakili
kecerdasan ini. Kecerdasan kinestetis-tubuh dapat diinterpretasikan dari empat
lengan Sarasvati yang menyiratkan kemampuan untuk mengolah tubuh secara
maksimal. Akhirnya, dua kecerdasan terakhir, yaitu kecerdasan interpersonal dan
intrapersonal dilambangkan dengan wajah Sarasvati yang memikat. Kecantikan-Nya,
selain memikat orang-orang untuk datang ke arah-Nya, juga menyimpan inner
beauty ‘kecantikan dalam’. Kecerdasan interpersonal mengarah ke luar, sedangkan
kecerdasan intrapersonal mengarah ke dalam diri. Seperti kecantikan Sarasvati:
kecantikan wajah Beliau yang memancar ke luar dan kecantikan dalam berupa
kecantikan ilmu pengetahuan yang dikuasai di dalam diri.
Mengenai kecerdasan terakhir, atau kecerdasan naturalis dapat
dianalogikan sebagai telaga tempat Ibu Sarasvati biasa menghabiskan waktu.
Kadang Ia juga digambarkan duduk di hutan yang rindang sebagai sahabat alam.
Analogi ini juga dapat diartikan bahwa manusia seharusnya mengembangkan
kecerdasannya dengan tidak mengabaikan kesejahteraan dan kelestarian alam.
Kecerdasan hendaknya bertujuan untuk menjaga dan melestarikan alam, bukan hanya
untuk mengeksploitasinya. Dua kecerdasan pertama, yaitu kecerdasan linguistik dan logis-matematis adalah
dua jenis kecerdasan yang sering mengecoh penilaian pendidik terhadap anak
didiknya. Pendidik sering melupakan aspek-aspek lain dari anak yang jika dipicu
akan membuatnya sukses dalam bidang itu. Eksistensi anak di bidang lain
tersebut kadang tidak dikenali dan diabaikan oleh guru, sehingga anak merasa
tidak berguna.
Pendidikan dan konsep kecerdasan ala figur Ibu Devi memiliki perspektif
yang hampir sama dengan konsep ilmuwan masa kini. Ini menandakan sekali lagi
kajian ilmu filsafat Veda yang sangat dalam. Sayangnya para vedantist (istilah
Svami Vivekananda untuk pemeluk Hindu, atau orang-orang Veda) belum mau (atau
mungkin tidak mau) menggali dan mempelajari kebijaksanaan Veda secara lebih
serius. Banyak konsep keilmuan modern diambil dari Veda yang mahaluas, dan
sayangnya yang aktif melakukannya adalah para sarjana barat. Lalu, apakah ini
juga berarti Howard Gardner terinspirasi dari Ibu Sarasvati dalam merumuskan
teori kecerdasan gandanya?
a.
Berikut adalah
pelaksanaan Puja Tri Sandhya. Sebelum
pelaksanaan Puja Tri Sandhya sebaiknya
dilaksanakan penyucian badan dan alat persembahyangan, yang urutanya
sebagai berikut:
Duduk dengan tenang dan nyaman, lalu ucapkan mantra :
Om prasada sthiti sarira siwa suci nirmala ya namah swaha
artinya :
Ya Tuhan, dalam wujud Hyang Siwa hambaMu telah duduk
tenang, suci dan tiada noda
b.
Membersihkan kedua telapak
tangan dengan air. Selanjutnya tangan kanan diletakkan diatas tangan kiri
dengan posisi kedua telapak tangan menghadap ke atas, mantranya :
Om suddhamam swaha
artinya
: Ya Tuhan,
bersihkan tangan kanan hamba
Om ati suddhamam swaha
artinya : Ya Tuhan, bersihkan tangan
kiri hamba
c.
Setelah
menyucikan tangan kanan dan kiri berikutnya nyalakan dupa, sebelumnya untuk beberapa orang ada
yang dilanjutkan dengan pembersihan mulut, yang mantranya:
Om waktra suddha ya namah
Artinya : Ya Tuhan, sucikanlah mulut hamba
d.
Sesudah
memanjatkan mantra Dupa, dilanjutkan dengan Puja Tri Sandhya
Om amdupa dipastra ya nama swaha
Om Artinya : Ya Brahma, tajamkanlah
nyala dupa hamba sehingga sucilah sudah hamba seperti sinarMu
Mantra Puja Tri Sandhya
Om Om Om bhur bhuwah svah
tat savitur
varenyam
bhargo dewasyo dhimahi
dhiyo yo nah
pracodayat
Om Narayana evedam sarvam
yadbhutam
yacca bhavyam
niskalanko
niranjano
nirvikalpo
nirakhyatah
sdho deva
eko
narayano na
dvitiyo'sti kascit
Om tvam sivah tvam
mahadevah
Isvarah
paramesvarah
brahma
visnuca rudrasca
purusah
parikirtitah
Om papo ham papa karmaham
papatma
papasambhawah
trahi mam
pundarikaksa
sabahya
bhyantarah sucih
Om ksamasvamam mahadeva
sarvaprani
hitankara
mammoca sarva
papebhyah
palaya sva
sada siva
Om ksntavyah kayiko dosah
ksantavyo
vaciko mama
ksantavyo
manaso dosah
tat pramadat
ksamasva mam
Om santih, santih, santih, Om
Arti Mantra Puja Tri Sandhya
Om, adalah bhur bhuwah svah
Kita
memusatkan pikiran pada
kecemerlangan
Sanghyang Widhi
Semoga ia
berikan semangat
pikiran kita
Om, Narayana adalah semua ini
apa yang
telah ada dak yang akan ada,
bebas dari
noda, bebas dari kotoran,
bebas dari
perubahan tak dapat digambarkan,
sucilah dewa
Narayanan,
Ia hanya
satu tidak ada yang kedua
Om, Engkau dipanggil Siwa
Mahadewa,
Iswara, Parameswara
Brahma,
Wisnu, Rudra
dan Purusa
Om, hamba ini papa, perbuatan
hamba papa,
diri hamba ini papa,
kelahiran
hamba papa
lindungilah
hamba Sang Hyang Widhi,
sucikanlah
jiwa dan raga hamba
Om, ampunilah hamba Sang Hyang Widhi,
yang
memberikan
keselamatan
kepada semua mahluk,
bebaskanlah
hamba dari segala dosa,
lindungilah
oh Sang Hyang Widhi
Om, Ampunilah dosa anggota badan hamba,
ampunilah
dosa kata - kata hamba,
ampunilah
dosa pikiran hamba,
ampunilah
hamba dari kesalahan hamba
Om, damai, damai, damai, Om...
Setelah
melafalkan mantra Tri Sandhya dilanjutkan dengan Panca Sembah atau Kramaning Sembah.
Sikap Puja Tri
Sandhya
Dalam
melaksanakan persembahyangan umat Hindu dapat memilih sikap sembahyang yang
sesuai dengan kondisi fisiknya. Ada bebarapa macam sikap tubuh/badan dalam
melaksanakan sembahyang
Kramaning Sembah
a)
Sembah Puyung
Cakupkan kedua tangan dan pusatkan pukiran. Kemudian ucapkan mantra berikut
ini:
Om Atma Tattwatma Suddha Mam Swaha
Artinya : Ya Tuhan, atma atau
jiwa dan kebenaran, bersihkanlah hamba.
b)
Sembah dengan Sarana Bunga
Ditujukan kepada Hyang Widhi dalam wujudNya sebagai Sang Hyang Surya atau Siwa
Raditya. Ucapkan mantram:
Om Adityasyà param jyoti
rakta tejo namo'stute
sweta pankaja madhyastha
bhàskaràya namo'stute
Artinya :
Ya
Tuhan, Sinar Hyang Surya Yang Maha Hebat. Engkau bersinar merah, hamba memuja
Engkau. Hyang Surya yang berstana di tengah-tengah teratai putih. Hamba memuja
Engkau yang menciptakan sinar matahari berkilauan.
c)
Sembah dengan Sarana Kewangen
Om nama dewa adhi sthanaya
Sarwa wiapi wai siwa ya
Padmasana eka pratisthaya
Adhanareswaraya namah swaha
Artinya :
Ya Tuhan, kepada dewata
yang bersemayam pada tempat yang luhur, kepada Hyang Siwa yang berada di
mana-mana, kepada dewata yang bersemayam pada tempat duduk bunga teratai di
suatu tempat, kepada Ardhanaresvari hamba memuja.
d)
Sembah dengan Sarana Kewangen Memohon Waranugraha
Sama seperti sembah dengan kuwangen sebelumnya, jika tidak ada kuwangen bisa
menggunakan bunga.
Om
anugraha manoharam
dewa dattà nugrahaka
arcanam sarwà pùjanam
namah sarwà nugrahaka
Dewa-dewi mahàsiddhi
yajñanya nirmalàtmaka
laksmi siddhisca dirghàyuh
nirwighna sukha wrddisca
Artinya :
Ya Tuhan, Engkau yang menarik hati pemberi anugrah, anugrah pemberian
Dewata, pujaan segala pujaan, hamba memujaMu sebagai pemberi segala anugrah.
Kemahasiddhian pada Dewa dan Dewi berwujud jadnya suci, kebahagiaan,
kesempurnaan, panjang umur, bebas dari rintangan, kegembiraan dan kemajuan
rohani dan jasmani.
e)
Sembah Puyung Penutup
Mantra :
Om dewa suksma parama cintya ya namah swaha
Om santih, santih, santih, om
Artinya:
Ya Tuhan, hamba memuja Engkau Dewata yang tidak terpikirkan, maha tinggi dan maha gaib. Ya Tuhan,
anugerahkan kepada hamba kedamaian, damai, damai, Ya Tuhan.
OM PRANO DEWI SARASWATI
WAJEBHIR WAJINIWATI
DHINAM
AWIÑYAWANTU
(Ya
Tuhan dalam manifestasi Dewi Saraswati, Hyang Maha Agung dan Maha Kuasa, semoga
Engkau memancarkan kekuatan rohani, kecerdasan pikiran, dan lindungilah hamba
selama-lamanya.)
OM PAWAKANAH SARASWATI
WAJEBHIR WAJINIWATI
YAJÑAM WASTU
DHIYAWASUH
(Ya
Tuhan sebagai manifestasi Dewi Saraswati. Yang MahaSuci, anugrahilah hamba
kecerdasan. Dan terimalah persembahan hamba ini.)
OM PURWE JATO BRAHMANO BRAHMACARI
DHARMAM WASANAS TAPASODATISTAT
TASMAJJATAM
BRAHMANAM BRAHMA
LYESTHAM
DEWASCA SARWE AMRTTNA SAKAMA
(Ya
Tuhan, muridMu hadir di hadapanMu, Oh Brahman yang berselimutkan kesaktian dan
berdiri sebagai pertama. Tuhan, anugrahkanlah pengetahuan dan pikiran yang
terang. Brahman yang agung, setiap makhluk hanya dapat bersinar berkat cahayaMu
yang senantiasa memancar.)
Doa mohon bimbingan Tuhan:
OM ASATO MA
SADYAMAYA
TAMASO MA JYOTIR GAMAYA
MRTYOR MA AMRTAM GAMAYA
OM AGNE BRAHMA GRBHNISWA
DHARUNAMA SYANTA RIKSAM DRDVAMHA
BRAHRNAWANITWA KSATRAWAHI SAJATA
WANYU DADHAMI BHRATRWYASYA WADHYAYA
artinya:
(Tuhan Yang Maha Suci, bimbinglah hamba dari yang tidak benar menuju yang
benar. Bimbinglah hamba dari kegelapan pikiran menuju cahaya pengetahuan yang
terang. Lepaskanlah hamba dari kematian menuju kehidupan yang abadi. Tuhan Yang
Maha Suci, terimalah pujian yang hamba persembahkan melalui Weda mantra dan
kembangkanlah pengetahuan rohani hamba agar hamba dapat menghancurkan musuh
yang ada pada hamba (nafsu). Hamba menyadari bahwa Engkaulah yang berada dalam
setiap insani (jiwatman), menolong orang terpelajar pemimpin negara dan para
pejabat. Hamba memuja Engkau semoga melimpahkan anugrah kekuatan kepada hamba.)
OM PRANO DEWI SARASWATI
WAJEBHIR WAJINIWATI
DHINAM AWIÑYAWANTU
(Ya Tuhan dalam manifestasi Dewi Saraswati, Hyang Maha Agung dan Maha Kuasa,
semoga Engkau memancarkan kekuatan rohani, kecerdasan pikiran, dan lindungilah
hamba selama-lamanya.)
Doa mohon dianugrahi kecerdasan dan kesucian:
OM PAWAKANAH
SARASWATI
WAJEBHIR WAJINIWATI
YAJÑAM WASTU DHIYAWASUH
(Ya Tuhan sebagai manifestasi Dewi Saraswati. Yang MahaSuci, anugrahilah
hamba kecerdasan. Dan terimalah persembahan hamba ini.)
Doa mulai belajar:
OM PURWE JATO BRAHMANO
BRAHMACARI
DHARMAM WASANAS TAPASODATISTAT
TASMAJJATAM BRAHMANAM BRAHMA
LYESTHAM DEWASCA SARWE AMRTTNA SAKAMA
(Ya Tuhan, muridMu hadir di hadapanMu, Oh Brahman yang berselimutkan
kesaktian dan berdiri sebagai pertama. Tuhan, anugrahkanlah pengetahuan dan
pikiran yang terang. Brahman yang agung, setiap makhluk hanya dapat bersinar
berkat cahayaMu yang senantiasa memancar.)
Pada waktu bangun pagi:
Om, Utedanim bhagavantah syamota
prapitva uta madhye ahnam, utodinau madhvantan tsuryasya vayam devanam
sumantausyama.(Atharva Veda III.16.4)
artinya:
"Ya Tuhan Yang Maha Pemurah!
Jadikanlah kami selalu bernasib baik pada pagi hari ini, menjelang tengah hari,
apalagi matahari tepat di tengah-tengah dan seterusnya. Semoga para Dewa
berkenaan menganugharkan rakhmat-Nya kepada kami".
Sebelum
memulai pekerjaan atau kegiatan:
Om Avighnam astu namasiddham
artinya:
Ya Tuhan semoga tiada halngan dan
berhasil
Mohon
perlindungan:
Om Apasyam gopam anipadyamanam a ca
para ca prthibhih carantam sa sadhricih sa visucir vasana
artinya:
Ya Tuhan! hamba memandang Engkau
Maha Pelindung, yang terus bergerak tanpa berhenti, maju dan mundur di atas
bumi. Ia yang mengenakan hiasan yang serba meriah, muncul dan mengembara terus
bersama bumi ini.
Doa
Memulai Sesuatu Kegiatan:
Om Avighnam astu namo sidham Om
Sidhirastu tad astu astu svaha
artinaya:
Ya Hyang Widhi, semoga atas perkenan-Mu
tiada suatu halangan bagi kami memulai pekerjaan (kegiatan) ini dan semoga
sukses
Doa
Mohon Inspirasi :
Om Pra no devi sarasvati vajebhir
vajinivati dhinam avinyavantu.
(Rg Veda VI.61.4)
artinya:
Ya Hyang Widhi, Hyang Saraswati Yang
Maha Agung dan Kuasa, Engkau sebagai sumber ilmu pengetahuan, semoga Engkau
memelihara kecerdasan kami.
Doa
Memohon Kesehatan :
Om Vata a vatu bhesajam sambhu
majobhu no hrde, pra na ayumsi tarisat.
(Rg Veda X.1986.1)
artinya:
Ya hyang Widhi, semoga Wayu
menghembuskan angin sejuk-Nya kepada kami. Wayu yang memberikan kesehatan dan
kesejahteraan kepada kami. Semoga Ia memberikan umur panjang kepada kami.
Doa
Mohon Kebahagiaan dan Keberuntungan :
Om sarve bhavantu sukhinah sarve
santu niramayah sarve bhadrani pasyantu ma kascid duhkha bhag bhavet
artinya:
Ya Hyang Widhi, semoga semuanya
memperoleh kebahagiaan, semoga semuanya terbebas dari penderitaan, semoga
semuanya dapat memperoleh keberuntungan, semoga tiada kedukaan.
SEMOGA BERHASIL
Kiriman dari:
I Gusti Ngurah Dwaja