Minggu, 11 Januari 2015

“THOMAS JEFFERSON” ( 1743 – 1826 ) PRESIDEN AMERIKA SERIKAT KETIGA



THOMMAS JEFFERSON 1743 - 1826 (Foto: SP)
THOMAS JEFFERSON (1743 - 1826)

Apabila ada orang-orang di antara kita yang ingin menghancurkan negara ini, atau mau merubah bentuk Republiknya, biarkanlah mereka tegak tak terganggu sebagai monumen-monumen keselamatan, yang dengannya kesalahan pendapat bisa ditolerir ketika pikiran sehat dibiarkan bebas menggempurnya.”  (—Pidato Pelantikan, tahun 1801.)




Diahirkan :
Di Shadwell, Virginia, 13 April 1743. 
Pendidikan :
Lulusan William and Mary College tahun 1762.
Kawin :
Dengan Martha Wayles Skelton tahun 1772
Karier :
-          Ahli hukum 1767
-          Anggota Dewan Burgeses 1769 – 1774
-          Anggota Kongres Kontinental 1775 - 1776
-          Anggota Virginia House of Delegates 1776 – 1779
-          Gubernur Virginia tahun 1779 – 1781
-          Anggota Kongres Kontinental tahun 1783 – 1785
-          Duta besar untuk Prancis tahun 1785 – 1789
-          Menteri Luar Luar Negeri tahun1790 – 1793
-          Wakil Presiden tahun 1801 – 1809
-          Presiden tahun 1801 – 1809
-          Pendiri Universitas Virginia

Meninggal :
Di Monticello, Virginia, pada 4 Juli 1826

Terkenal dengan nama “Revolusi Tanpa Darah Tahun 1800,” terpilihnya Jefferson segai Presiden menandai suatu perubahan secara damai dan mendasar dalam pemerintahan negara yang baru itu.  Sebagai penggerak revolusi yang secara berani menjelmakan kepercayaan yang etis dan agamawi ke dalam Deklarasi Kemerdekaan.  Menumbuhkan suatu filosofi pemerintahan pada Kepresidenan, yang secara teguh berakar pada kepercayaan yang serupa itu.  Suatu filosofi yang di atas segala-galanya, menyangkut hak-hak dan kebebasan pribadi.  Kebebasan pribadi telah menjadi pandangan Jefferson yang demokratis, dan keyakinannya yang teguh, bahwa lebih dari yang lainnya, hal itu telah membawa negeri itu terhindar dari pemerintahan kelompok kaum Federalis.
Ada sejumlah tokoh yang beruntung punya persiapan punya persiapan lebih baik untuk menjadi presiden.  Sebagai lulusan William and Mary College, dan sebagai seorang juris yang cakap, Jefferson membantu terbinanya martabat negara yang berjuang dari sejak awwal di dalam Dewan Burgesses Virginia, di dalam Kongres Kontinental, dan di depan Pengadilan Prancis.  Dan sebagai Menteri Luar Negeri di bawah Presiden Washington, maupun sebagai Wakil Presiden di zaman Presiden Adams.
Sebagai Presiden, Jefferson memperlihatkan kepemimpinan yang cakap dengan membangun Partai Republik yang sedang tumbuh.  Dan melalui partai tersebut pengaruhnya disalurkan ke dalam kongres.  Tak seperti Washington dan Adams, dia merupakan ketua partai yang tak tergoyahkan.  Dia adalah presiden pertama yang memegang javatan rangkap, yaitu sebagai Ketua Partai dan Kepala Negara.  Dan dia membuktikan dirinya sebagai seorang ahli filsafat yang melaksanakan beberapa prinsip radikalnya.  Di dalam melaksanakan tugas jabatannya dia memiliki daya tarik dalam sikap kebersamaan :  misalnya pada upacara-upacara resmi dia menanggalka semua tanda pangkat/kehormatan termasuk kebiasaan-kebiasaan feodal lainnya yang menjalar di kalangan pejabat-pejabat negara di pemerintahan awal.  Dia menciptakan suatu sikap demokratis yang mendasar dalam jabatan negara yang tertinggi itu.  Suatu usaha mulia yang sama dengan usaha pembelian daerah Lousiana yang dimeriahkan itu, sebagai suatu usaha pemerintahannya yang menonjol.
Sebagai seorang yang sangat pandai dan sulit, Jefferson adalah salah seorang yang paling berhasil di antara presiden lainnya.  Sikapnya yang revolusioner, negarawan, ahli filsafat, arsitek, ahli musik, enemu ide baru dan penulis.  Dia seorang yang pintar yang  jarang ditemukan di zamannya.  Merupakan contoh hidup dari kepercayaannya yang abadi dalam kemampuan perorangan untuk belajar dan berkembang dalam alam kemerdekaan.

Pustaka:
Vincent Wilson Jr. 1982. “The Book Of The Presidents”
“Presiden-Presiden Amerika Serikat” 
Alih Bahasa:
oleh Drs. Abdullah Amry
Penerbit Mutiara Jakarta – Cetakan kedua 1982

Minggu, 11 Januari 2015 – 09:58 WIB
Slamet Priyadi di Pangarakan, Bogor


Tidak ada komentar:

Posting Komentar