Thursday, 12 February 2009 17:45
Hits: 7493
Pada era otonomi pendidikan,
pemerintah daerah memiliki kewenangan yang amat besar bagi penentuan kualitas
guru yang diperlukan di daerahnya masing-masing. Oleh karena itu di masa yang
akan datang, daerah benar-benar harus memiliki pola rekrutmen dan pola
pembinaan karier guru agar tercipta profesionalisme pendidikan di daerah.
Dengan pola rekrutmen dan pembinaan
karier guru yang baik, akan tercipta guru yang profesional dan efektif. Untuk
kepentingan sekolah, memiliki guru yang profesional dan efektif merupakan kunci
keberhasilan bagi proses belajar-mengajar di sekolah itu. Bahkan, John Goodlad,
seorang tokoh pendidikan Amerika Serikat, pernah melakukan penelitian yang
hasilnya menunjukkan bahwa peran guru amat signifikan bagi setiap keberhasilan
proses pembelajaran. Penelitian itu kemudian dipublikasikan dengan titel: Behind
the Classroom Doors, yang di dalamnya dijelaskan bahwa ketika para guru
telah memasuki ruang kelas dan menutup pintu-pintu kelas itu, maka kualitas
pembelajaran akan lebih banyak ditentukan oleh guru. Hal ini sangat masuk akal,
karena ketika proses pembelajaran berlangsung, guru dapat melakukan apa saja di
kelas. Ia dapat tampil sebagai sosok yang menarik sehingga mampu menebarkan
virus nAch (needs for achievement) atau motivasi berprestasi, jika kita
meminjam terminologi dari teorinya McCleland. Di dalam kelas itu seorang
guru juga dapat tampil sebagai sosok yang mampu membuat siswa berpikir
divergent dengan memberikan berbagai pertanyaan yang jawabnya tidak sekedar
terkait dengan fakta, ya-tidak. Seorang guru di kelas dapat merumuskan
pertanyaan kepada siswa yang memerlukan jawaban secara kreatif, imajinatif –
hipotetik, dan sintetik (thought provoking questions).
Sebaliknya, dengan otoritasnya di
kelas yang begitu besar itu, bagi seorang guru juga tidak menutup kemungkinan
untuk tampil sebagai sosok yang membosankan, instruktif, dan tidak mampu
menjadi idola bagi siswa di kelas. Bahkan dia juga bisa berkembang ke arah
proses pembelajaran yang secara tidak sadar mematikan kreativitas, menumpulkan
daya nalar, mengabaikan aspek afektif, dan dengan demikian dapat dimasukkan ke
dalam kategori banking concept of education-nya Paulo Friere, atau learning to
have-nya Eric From. Pendek kata, untuk melindungi kepentingan siswa, dan juga
untuk mengembangkan sumber daya manusia (SDM) di daerah dalam jangka panjang di
masa depan, guru memang harus profesional dan efektif di kelasnya masing-masing
ketika ia harus melakukan proses belajar-mengajar.
Dalam konteks otonomi pendidikan,
hasil penelitian John Goodlad tersebut memiliki implikasi bahwa pemerintah
daerah perlu menciptakan sebuah sistem rekrutmen dan pembinaan karier guru agar
para guru benar-benar memiliki profesionalisme dan efektivitas yang tinggi
supaya ketika ia memasuki ruang kelas mampu menegakkan standar kualitas yang
ideal bagi proses pembelajaran. Suatu pekerjaan dikatakan profesional jika
pekerjaan itu memiliki kriteria tertentu. Jika kita mengikuti pendapat Houle,
ciri-ciri suatu pekerjaan yang profesional meliputi: (1) harus memiliki
landasan pengetahuan yang kuat; (2) harus berdasarkan atas kompetensi
individual (bukan atas dasar KKN-pen.); (3) memiliki sistem seleksi dan
sertifikasi; (4) ada kerjasama dan kompetisi yang sehat antar sejawat; (5)
adanya kesadaran profesional yang tinggi; (6) memiliki prinsip-prinsip
etik (kode etik); (7) memiliki sistem sanksi profesi; (8) adanya
militansi individual; dan (9) memiliki organisasi profesi. Dari ciri-ciri
ini Kantor Dinas Pendidikan di daerah dapat menterjemahkan ke dalam sistem
rekrutmen dan pembinaan karier guru agar profesi-onalisme guru dapat selalu
ditingkatkan di daerahnya masing-masing. Tanpa berbuat seperti itu kualitas
guru akan selalu ketinggalan dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dengan kata lain, agar guru tetap profesional perlu ada sistem pembinaan karier
yang baik, tersistem, dan berkelanjutan.
Guru yang profesional perlu
melakukan pembelajaran di kelas secara efektif. Kemudian, bagaimana ciri-ciri
guru yang efektif ? Menurut Gary A. Davis dan Margaret A. Thomas, paling tidak
ada empat kelompok besar ciri-ciri guru yang efektif. Keempat kelompok itu
terdiri dari: Pertama, memiliki kemampuan yang terkait dengan
iklim belajar di kelas, yang kemudian dapat dirinci lagi menjadi (1) memiliki
keterampilan interperso-nal, khususnya kemampuan untuk menunjukkan empati,
penghargaan kepada siswa, dan ketulusan; (2) memiliki hubungan baik dengan
siswa; (3) mampu menerima, mengakui, dan memperhatikan siswa secara tulus;
(4) menunjukkan minat dan antusias yang tinggi dalam mengajar; (5) mampu
menciptakan atmosfir untuk tumbuhnya kerja sama dan kohesivitas dalam dan antar
kelompok siswa; (6) mampu melibatkan siswa dalam meng-organisasikan dan
merencanakan kegiatan pembelajaran; (7) mampu mendengarkan siswa dan menghargai
hak siswa untuk berbicara dalam setiap diskusi; (8) mampu meminimal-kan friksi-friksi
di kelas jika ada.
Kedua, kemampuan yang terkait dengan strategi manajemen
pembelajaran, yang meliputi: (1) memiliki kemampuan untuk menghadapi dan
menangani siswa yang tidak memiliki perhatian, suka menyela, mengalihkan
pembicaraan, dan mampu memberikan transisi substansi bahan ajar dalam proses
pembelajaran; (2) mampu bertanya atau memberikan tugas yang memerlukan
tingkatan berpikir yang berbeda untuk semua siswa.
Ketiga, memiliki kemampuan yang terkait dengan pemberian umpan
balik (feedback) dan penguatan (reinforcement), yang
terdiri dari: (1) mampu memberikan umpan balik yang positif terhadap respon
siswa; (2) mampu memberikan respon yang bersifat membantu terhadap siswa yang
lamban belajar; (3) mampu memberikan tindak lanjut terhadap jawaban siswa yang
kurang memuaskan; (4) Mampu memberikan bantuan profesional kepada siswa jika
diperlukan.
Keempat, memiliki kemampuan yang terkait dengan peningkatan diri,
terdiri dari: (1) mampu menerapkan kurikulum dan metode mengajar secara
inovatif; (2) mampu mem-perluas dan menambah pengetahuan mengenai metode-metode
pengajaran; (3) mampu memanfaatkan perencanaan guru secara kelompok untuk
menciptakan dan mengembang-kan metode pengajaran yang relevan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar