Kamis, 10 Januari 2013
Ketika Kota Hiroshima dan Nagasaki
luluh lantak oleh bom atom tentara sekutu pada Perang Dunia II, rasa-rasanya
Jepang akan sulit untuk bangkit. Apalagi menjadi negara maju seperti sekarang.
Namun kenyataan berkata lain. Jepang bersama dengan negara “little dragon”
lainnya saat ini menjadi salah satu kiblat kemajuan teknologi dunia.
Kebangkitan Jepang itu ternyata tak
lepas dari kebangkitan dunia pendidikan mereka. Karena tak ada satu bangsa pun
di dunia ini yang bisa maju tanpa pendidikan. Itulah sebabnya Kaisar Jepang
kala itu meminta untuk mengumpulkan guru-guru yang tersisa. Sang kaisar sadar
betul bahwa dengan pendidikanlah Negara Matahari Terbit itu akan bangkit.
Pendidikan dan peradaban adalah hubungan yang organik. Tak bisa dipisahkan
antara satu dengan lainnya. Pendidikan maju otomatis peradaban akan maju.
Namun harus pula diingat, bahwa
peradaban memiliki makna luas. Peradaban sendiri berasal dari kata “adab”.
Kemajuan teknologi dan informasi hanyalah salah satu hasil dari pendidikan yang
baik. Lebih dari itu, peradaban juga mencakup soal moral. Karena itu,
pendidikan yang sukses bukan hanya dilihat dari gedung-gedung sekolah atau
universitas yang besar, fasilitas lab yang lengkap, atau jumlah medali
olimpiade yang didapat.
Jika hanya sebatas itu, dapat dibayangkan
bagaimana hasilnya. Bukankah sudah banyak contoh koruptor yang jebolan dari
universitas kenamaan. Bahkan ada yang bergelar doktor pula. Belum lagi tawuran
pelajar yang sering terjadi seolah-olah menampar dunia pendidikan kita. Anak
didik hanya tahu teori soal moral, tapi tak bisa mempraktikkannya dalam
kehidupan. Kalau boleh diistilahkan, telah terjadi dehumanisasi pendidikan kita
sehingga pendidikan yang diberikan hanya menyentuh aspek kognitif.
Fenomena inilah yang diistilahkan
oleh teoritikus pendidikan asal Brazil, Paulo Freire (1921-1997), dengan
Banking Concept of Education. Ciri utamanya adalah komunikasi bersifat
antidialogis, guru mengajar-murid belajar, guru tahu segalanya-murid tidak tahu
apa-apa, guru bicara-murid mendengarkan, guru adalah subjek proses
belajar-murid objek belajar. Pendidikan kehilangan nilai-nilai humanisme. Semua
orang hanya menjejali isi kepalanya dengan pengetahuan-pengetahuan baru. Tak
peduli pengetahuan itu berguna atau tidak bagi dirinya. Celakanya jika
pengetahuan itu digunakan untuk menyengsarakan orang lain.
Terdapat jurang pembeda antara
mendidik dan mengajar. Jika mengajar hanya mentrasfer ilmu, tapi pendidikan
lebih dari itu. Memanusiakan manusia secara manusiawi.
Kegagalan terbesar dari sistem
pendidikan kita bukan terletak pada masalah lemahnya pendidikan mencerdaskan
rakyat. Tapi pada masalah ketidakmampuan pendidikan menyadarkan rakyat terhadap
permasalahan hidup yang nyata. Tak heran peserta didik “kaget” dengan kehidupan
nyata usai mereka menempuh pendidikan.
Sejatinya banyak faktor yang
memengaruhi pendidikan. Namun faktor utama suksesnya pendidikan adalah
keteladanan dari pendidik sendiri. Itu yang dirasa kurang dalam pendidikan kita
saat ini. Apa yang disampaikan pada murid akan lebih “terasa” jika guru atau
dosen lebih dulu mempraktikkannya. Tak hanya sekadar teori. Tenaga pendidik
menjadi “teori yang hidup” di tengah-tengah mereka. (Kiram Akbar)
Thursday,
January 10, 2013
Dehumanization of Education
Dehumanization of Education
When the City of Hiroshima and Nagasaki atomic bomb devastated by allied forces during World War II, Japanese flavor-it would be hard to bounce. Moreover, to be developed as it is now. But reality says otherwise. Japan along with the "little dragon" more now become one of the world mecca of technological advances.
The rise of Japan it was not separated from the rise of their education. Since no single nation in the world that can progress without education. That is why the Emperor of Japan at that time asked to collect the remaining teachers. The emperor was well aware that the education is the Rising Sun Country will rise. Education and civilization is an organic relationship. Can not be separated from one another. Education advanced civilization will advance automatically.
But it must be remembered that civilization has a broad meaning. Civilization itself is derived from the word "etiquette". Advances in technology and information is just one result of a good education. Moreover, the civilization also includes morals. Therefore, a successful education is not only seen from the school buildings or a large university, a complete lab facilities, or the amount earned an Olympic medal.
If only to the extent that, one can imagine how it went. Are not there enough examples of criminals who graduated from famous universities. There is even a doctorate as well. Not to mention the frequent student brawls as if slapping our education. Protégé only know the theory about morality, but I can not put it into practice in life. If it be termed, there has been a dehumanization of our education so that education provided only touched cognitive aspects.
This phenomenon is termed by the Brazilian educational theorist, Paulo Freire (1921-1997), the Banking Concept of Education. Its main characteristic is the nature antidialogis communication, teacher-student learning teaching, teacher-student know everything do not know anything, listening to the teacher-student talk, the teacher is the subject of the learning process-student learning object. Education loses the values of humanism. Everyone just stuffing his head with new knowledge. No matter knowledge is useful or not for him. Unfortunately if the knowledge was used to hurt other people.
There is a gap difference between educating and teaching. If the transfer of teaching only science, but education is more than that. Humanize humans humanely.
The biggest failure of our education system lies not in the lack of education issues to educate the people. But on the issue of disability awareness education of the people against real life problems. No wonder the students "shocked" to real life after their education. Indeed a lot of factors that affect education. But the main factor is the exemplary educational success of educators themselves. That's what is missing in our education today. What will be delivered to students "feel" if the teacher or lecturer first practice. Not just a theory. Educators a "theory of life" in their midst. (Kiram Akbar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar