RETNO HY/"PRLM"/PAKAR Etnomusikologi Endo Suwanda (kiri) didampingi Apep Hudaya (kedua kiri) Lili Suparli (kedua kanan) dan Toto Amsar (kanan) memaparkan tentang minimnya kebiasaan pencatatan serta pendokumentasian dan publikasi ilmiah hasil penelitian seni budaya tradisi di Indonesia.*
|
BANDUNG, (PRLM).- Minim pencatatan dan dokumentasi penelitian bukti ilmiah seni budaya tradisional sulit dilacak. Sejumlah peneliti terpaksa harus melakukan penelitian ulang dan mencari catatan serta dokumentasi hingga ke luar negeri.
Demikian diungkapkan pakar Etnomusikologi Endo Suwanda, dalam paparannya pada diskusi kecil jelang pegelaran wayang golek Sapeuting Jeput dengan dalang Apep Hudaya bertempat di Selasar Teater TerbukaTaman Budaya Jawa Barat (Dago Tea House), Rabu (13/3/13).
“Kebiasaan buruk tidak dicatat, didokumentasikan serta dipublikasikan hasil peneliti seni budaya tradisional di tanah air yang dilakukan mulai dari peneliti pasca sarjana hingga profesor sekalipun, mengakibatkan bukti-bukti ilmiah seni budaya tradisional sejumlah daerah di Indonesia sulit dilacak,” ujar Endo.
Dalam paparannya, doktor seni lulusan Washington University USA tersebut mengatakan minimnya kebiasaan pencatatan serta pendokumentasian dan publikasi hasil penelitian seni budaya tradisi di Indonesia, khususnya budaya tak benda, seperti bahasa, seni tradisi, tari, ritual, dan seni arsitektur daerah. Akibatnya, dokumentasi tentang keragaman budaya Indonesia saat ini menjadi sangat buruk.
Parahnya lagi, menurut Endo, saat sejumlah mahasiswa akan melakukan seni budaya tradisional maka riset dan penelitian harus mengeluarkan biaya mahal karena bahan-bahan berada di luar negeri. “Karenanya tidak sedikit mereka yang belajar dan menuntut ilmu langsung di luar negeri,” ujar Endo Suwanda.
Dikatakan Endo, seringkali pemerintah berteriak lantang kalau pelestarian seni budaya tradisi itu penting, dan masyarakat selalu tersinggung kalau ada yang merendahkan seni budaya tradisi kita, dan kita selalu katakan seni budaya kita tak ternilai.
“Tapi, saat ditanyakan berapa jumlah kesenian dan kebudayaan tradisi yang ada di daerah sendiri, berapa yang sudah punah, akan punah dan masih ada, banyak yang tidak tahu.Padahal, data-data soal itu sangatlah penting," ujar Endo. (A-87/A-108)***
Minim, Pencatatan dan Pendokumentasian Seni Budaya Tradisional | Pikiran Rakyat Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar