Minggu, 20 Februari 2011

UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR SENI BUDAYA DI SMAN 42 By Slamet Priyadi

Ketika teori behavioristik mendominasi system pembelajaran kita , model pembelajaran teacher centered yang cenderung menganggap siswa bagaikan kertas putih menjadi ciri utama. Dalam model pembelajaran ini, siswa menjadi pasif karena proses pembelajaran banyak didominasi guru dengan metode ekspositorinya yang menjadikan pelajaran seni budaya, seni musik menjadi tidak menarik dan membosankan  karena disampaikan dengan  cara  verbalistik, hafalan semata.   Guru sangat memonopoli proses pembelajaran sehingga siswa tidak tumbuh dan berkembang kreatifitasnya.
Paradigma pembelajaran konvensional semacam ini, yang lebih berfokus pada aspek kognitif dan bersifat teacher centered berimplikasi pada pengajaran yang sangat mementingkan belahan otak kiri, sehingga aspek kreatifitas, imajinasi sangat diabaikan. Padahal pengembangan pengajaran secara seimbang antara belahan otak kiri dan otak kanan harus dilakukan secara terpadu dan menyeluruh. Hal ini dilakukan agar siswa selain cerdas, memiliki kemampuan analitis matematis, akan tetapi juga memiliki kemampuan untuk berpikir imajinatif mencakup lintas ruang dan waktu, kreatif, sintetik, dan holistic.
Guru adalah penentu dan pemegang kunci utama untuk membuka pintu perbaikan pendidikan dan pengajaran di sekolah. Oleh karena itu dituntut untuk inovatif, peka terhadap perkembangan zaman dalam arti selain inovatif, juga melek teknologi, utamanya dalam mengajarkan bidang studi Seni Budaya / Seni Musik di sekolah.
Bagi seorang guru inovasi dalam proses pembelajaran itu penting dan sangat dibutuhkan. Dalam hal ini guru yang inovatif adalah guru yang terus berupaya mencari, menemukan dan menciptakan hal-hal baru dalam cara mengajarnya agar proses pembelajaran di kelas dapat berjalan lebih baik sehingga mampu meningkatkan minat siswa terhadap pelajaran seni budaya musik  sesuai dengan tuntutan zaman, kontekstual dan student centured.
Proses pendekatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru yang inovatif tentunya akan mampu memberikan pengalaman yang berguna bagi siswa. Adapun pendekatan pembelajaran inovatif yang mendukung untuk mengembangkan keterampilan psikomotorik adalah apa yang dikenal dengan Active Learning, atau pembelajaran aktif, yaitu suatu pendekatan pembelajaran berdasarkan pada prinsip bahwa cara belajar terbaik bagi siswa adalah aktif melakukan sesuatu dengan menggunakan semua indera yang dimilikinya. Aktif di kelas maupun di luar kelas dengan mengeksplorasi pengalaman belajarnya dan mengekspresikan baik dengan tulisan ataupun lisan. Keterlibatan aktifitas guru dan siswa dengan aktif, kreatif dan inovatif tentunya akan mendorong siswa berpikir lebih keras  lagi untuk  mendapatkan pengalaman-pengalaman baru yang lebih menyenangkan baik guru maupun siswa.
Dengan demikian, untuk merencanakan  proses pembelajaran seni  musik secara inovatif yang dapat memberikan pengalaman baru dan bermanfaat bagi siswa perlu memperhatikan komponen penting proses pembelajaran. Dengan memperhatikan komponen proses pembelajaran, guru dapat menyusun rencana  kegiatan dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan belajar. Strategi pembelajaran ini menjadi sangat penting oleh karena adanya berbagai macam masalah dalam proses belajar yang ada dalam sistem proses pembelajaran. 
Berkait dengan hal tersebut di atas maka salah satu strategi pembelajaran inovatif yang sesuai dengan pelajaran seni musik adalah strategi pembelajaran model “PAKEM”, yaitu PEMBELAJARAN YANG AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN.
Belajar pada intinya adalah proses individual, meskipun mayoritas kelas disusun secara klasikal namun prioritas perhatian guru harus individual, oleh karena setiap individu siswa masing-masing memiliki  karakter dan ciri khas, serta memiliki tingkat perkembangannya sendiri.
Belajar juga merupakan proses sosial, belajar secara bersama-sama dan memecahkan masalah secara kelompok akan saling menunjang tentunya disamping saling membelajarkan. Berkait dengan ini pembelajaran harus disituasikan  dalam suasana yang kondusif dan menyenangkan, dengan demikian setiap  siswa memiliki kesiapan untuk belajar tanpa harus ada perasaan tertekan.
Belajar juga merupakan suatu proses yang terus menerus, belajar seumur hidup, sepanjang hayat, belajar tentang sesuatu sebelumnya merupakan acuan atau pijakan untuk belajar hal lain berikutnya.
Belajar juga merupakan suatu proses membangun makna, dimana setiap proses belajar memiliki makna bagi pertumbuhan dan perkembangan siswa baik secara fisik, psikis maupun akademis dalam suasana yang menyenangkan. Lain daripada itu ada perubahan paradigma pembelajaran dari Mengajar menjadi Pembelajaran, dan dalam evaluasi proses serta hasil belajar haruslah berlangsung terus menerus dengan perbaikan-perbaikan pada setiap tahapannya.
Dengan demikian PAKEM mengandung makna pembelajaran yang dirancang untuk mengaktifkan, menumbuhkembangkan kreatifitas siswa sehingga efektif tetapi menyenangkan. Dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif,bermakna dan mampu memberikan siswa keterampilan (psikomotorik), pengetahuan (kognitif), dan sikap (afektif) untuk hidup.
Ciri pembelajaran PAKEM antara lain multi metode, multi media, dan melibatkan semua indera, dengan praktik dan bekerja dalam tim, memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. Pembelajaran juga melibatkan multi aspek yaitu logika, kinestika, etika dan estetika. Jelasnya pembelajaran perlu mengaktifkan siswa dan guru dengan daya kreatifitasnya dan semua berlangsung dalam suasana yang menyenangkan.
Pembelajaran yang aktif berarti pembelajaran ini perlu mengaktifkan semua siswa dan guru, baik secara fisik dalam arti menggunakan semua indera maupun mental, bahkan moral dan spiritual. Sebagai contoh pada saat pelajaran vokal yang diawali dengan senam birama 2/4, 3/4, 4/4 lalu dilanjutkan dengan menyanyikan lagu yang bersyairkan keagaman. Dengan demikian pembelajaran yang aktif itu diupayakan bersifat alami dan setiap siswa bebas untuk belajar dengan caranya sendiri berbeda dengan siswa lainnya.
Berikut adalah beberapa teknik yang digunakan dalam pembelajaran aktif (Kumpulan Materi PLPG, 2009):
      1.  Think pair share
   Think pair share merupakan kegiatan sederhana di kelas. Dalam hal ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memikirkan suatu topik pembelajaran kemudian mendiskusikannya dengan teman sesama kelompoknya.
  1. Minute Papers
               Dalam teknik Minute Papers      guru memberi peluang kepada siswa untuk mensistensiskan pengetahuannya dan menjawab pertanyaan seperti apa hal yang paling penting yang telah dipelajari hari ini? Apa pertanyaan yang masih belum terjawab? Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang menyangkut aktifitas belajar mengajar yang telah dijalaninya.
  1. Brainstorming
            Merupakan teknik simpel lainnya yang melibatkan semua siswa didalam kelas untuk berdiskusi. Dengan mempresentasikan sebuah topik diskusi guru dapat meminta masukan dari siswanya  lalu mencatat masukan-masukan itu pada papan tulis.
  1. Games
                Games merupakan teknik yang paling menarik banyak siswa. Bisa termasuk di dalamnya : Matching, myteries, group competition, solving puzzles.
  1. Group Work
                 Dalam teknik group work bias menjadi peluang bagi setiap siswa untuk berbicara, berbagi pandangan, dan mengembangan keterampilan untuk berkolaborasi dengan orang lain.
Pembelajaran yang kreatif memiliki makna, bukan hanya melaksanakan dan menerapkan pedoman kurikulum, sebab kurikulum hanya sekedar dokumen dan rencana, maka perlu dikritisi, perlu dikembangkan secara kreatif. Dengan demikian ada kreatifitas pengembangan kompetensi dasar dan juga ada kreatifitas dalam pelaksanaannya di kelas, termasuk pemanfaatkan lingkungan sebagai sumber, bahan dan sarana untuk belajar. Lingkungan disini bermakna lingkungan fisik, dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik dapat berupa lingkungan alam dan gejala alam sedang lingkungan sosial berupa segala perilaku manusia dalam hubungannya dengan manusia lain, maupun  terhadap lingkungan alam. Seperti pasar, sikap berlalu lintas, pelestarian dan perusakan lingkungan oleh manusia dan sebagainya.
      Pembelajaran efektif  dikatakan efektif apabila mencapai sasaran dan tujuan serta banyak hal yang didapat siswa, bahkan guru pada setiap aktifitas pembelajaran memperoleh pengalaman baru sebagai hasil interaksi dua arah dengan siswanya.  Pada akhir setiap pembelajaran dilakukan evaluasi hal ini untuk mengetahui sampai sejauh mana efektifitas pembelajaran yang sudah dilakukan. Di samping itu juga sebagai perenungan bagi guru dan siswa (refleksi) yang didukung data dari catatan guru yang berupa tes lisan, tulisan maupun tes sikap.  Selanjutnya kita simpulkan apakah tujuan yang kita tetapkan sudah tercapai, seberapa besar pencapainnya,  apa kekurangan dan kelebihannya serta tindak lanjut rencana berikutnya yang berupa program perbaikan dan peningkatan kualitas pelajaran.
    Pembelajaran yang menyenangkan  ini seyogyanya harus dimaknai secara luas bukan sekedar menyenangkan, akan tetapi harus bisa dinikmati oleh pembelajarnya. Suatu pembelajaran bisa dinikmati pembelajarnya jika pembelajaran itu dikondisikan menyenangkan dan mengasyikkan yang sekaligus terdapat keseriusan dan ketekunan. ”Belajar itu harus Menyenangkan, Mengasyikkan, Menguatkan dan Mencerdaskan. Selain itu siswa harus dilatih dalam hal Olah Pikir, Olah Hati, Olah Rasa dan Olah Raga” [Kumpulan Materi PLPG 2009].
     Pembelajaran juga perlu memberikan tantangan kepada siswa. Ini untuk memotivasi rasa ingin tahu siswa, berpikir keras, terus mencoba dan belajar lebih lanjut, kreatif, inovatif serta menyadari akan potensi yang ada dalam dirinya.  Pembelajaran juga harus bisa memacu semangat siswa dalam berkompetisi bukan hanya bersenang-senang dan bergembira ria bersama yang dapat memotivasi siswa dan merupakan bagian dari pembelajaran. Seperti menyusun karya tulis, kPenghargaan berupa sertifikat, tanda bintang, atau berupa pujian ini perlu diberikan kepada siswa terutama bagi siswa berprestasi oleh guru kelas dan sekolah. Sedangkan hukuman, sebaiknya ditiadakan diganti dengan sanksi bagi siswa yang melanggar kesepakatan tata tertib sekolah. Sanksi dilaksanakan secara transparan dan merata termasuk guru. Sanksipun dipilih liping, mengarang. Pendek kata pemberian sanksi tidak boleh memberatkan dan memberikan beban mental bagi siswa.
     Seyogyanya lagi apabila sanksi diganti dengan konsekuensi. Dengan demikian seluruh siswa menyadari bahwa konsekuensi tertentu dilaksanakan bukan dari guru melainkan memang berdasarkan konsekuensi yang telah disepakati bersama antara sekolah dan orang tua siswa. Hal ini dengan maksud dan tujuan untuk melatih sikap tertib, disiplin dan patuh pada peraturan.
     Pembelajaran yang menyenangkan itu hanya sebagian dari PAKEM dan PAKEM juga hanya sebagian dari pembelajaran seutuhnya yang melibatkan banyak aspek. Pendek kata setiap pembelajaran harus berbasis pada kehidupan yang menumbuhkembangkan kemampuan berpikir kritis, analitis dapat bekerja dalam team, terampil mengemukakan pendapat, ide dan gagasannya secara sistematis, menghargai pendapat orang lain, tekun, disiplin, memahami etika dan estetika.  

Minggu, 20 Febuary 2011
Slamet Priyadi di Lido-Bogor

1 komentar:

  1. Pendek kata setiap pembelajaran harus berbasis pada kehidupan yang menumbuhkembangkan kemampuan berpikir kritis, analitis dapat bekerja dalam team, terampil mengemukakan pendapat, ide dan gagasannya secara sistematis, menghargai pendapat orang lain, tekun, disiplin, memahami etika dan estetika.

    BalasHapus